Senin, 28 September 2009

KARYA OLAH NASKAH DRAMA KELAS XI IPA 7

Memberikan apresiasi terhadap kaya sastra bangsa sendiri merupakan kewajiban dan tanggung jawab kami sebagai generasi muda demi masa depan bangsa, terutama hakikat jati diri dalam memasuki era globalisasi. Bangsa kita kaya dengan khazanah budaya nusantara yang memang layak dibanggakan. Oleh sebab itu, karya dalam blog ini merupakan etape sikap kami generasi muda ke arah pengembangan budaya dan bahasa, khususnya sastra Indonesia. Apabila ada kelemahan dan kekurangan yang ditemukan, mohon dipahami bahwa itu merupakan fase pengembangan kompetensi diri kami. Terima kasih atas pemahamannya.

KARYA OLAH NASKAH DRAMA KELAS XI IPA 6

Karya olah naskah ini didasarkan pada kemauan untuk berkembang dan mengapresiasi sastra Indonesia. Semuanya bermula pada kehendak dan sikap meberikan penghargaan yang baik terhadap karya sastra Indonesia sehingga di kemudian hari bangsa kita memang pantas dibanggakan serta memiliki jati diri yang baik, meskipun arus globalisasi kian mengglobal. Oleh sebab itu, mohon dipahami bahwa ini adalah pengembanagn kompetensi apresiasi kami terhdap kaya sastra bangsa kita sehingga segala kelemahan yang ada bukanlah harga mati, melainnkan titik awal pengembangan jati diri. Selamat menikmati!

KARYA OLAH NASKAH DRAMA KELAS XI IPA 5

Karya siswa di sini adalah karya kreativitas olah naskah cerita rakyat ke dalam format naskah drama. Kreasi ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan citarasa dan sikap cinta terhadap budaya nusantara sebagai warisan bangsa yang layak dibanggakan di tengah multibudaya dan bangsa dalam era globalisasi ini.

Karya siswa adalah kreativitas dan kemampuan perkembangan kemampuan kompetensinya sehingga semuanya berproses ke arah ketuntasan tujuan yang hendak dicapai. Maka, mohon dipahami dan dimengerti bahwa semuanya ini bermuara ke arah pengembangan kompetensi pembelajaran.

Karya siswa memang layak dibanggakan. Inilah citarasa mereka terhaadap budaya bangsa. baca dan nikmati!

KARYA OLAH NASKAH DRAMA KELAS XI IPA 4

Hidup ini memang penuh cerita, baik cerita masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang. Bahkan, karena demikian heterogenitas dan kemajemukan masyarakat yang juga dilatarbelakangi oleh adat dan budaya yang beragam, munculla cerita-cerita rakyat yang demikian banyak dan menaik untuk dibaca. Ada juga cerita yang melegenda dan masuk ke tatanan budaya masyarakat komunitas pendukungnya. Ini merupakan kekayaan warisan budaya yang amat membanggakan dan perlu dilestarikan.

Blog ini adalah krativitas siswa yang mencoba mengolah cerita rakyat nusantara ke dalam naskah drama. melalui kegiatan ini diharapkan siswa menjadi lebih mengenal cerita bangsa sendiri serta mengapresiasinya dengan baik ingga di kemudian hari bisa membanggakannya.

Sebagai bagian dari fase belajar pengembangan kompeetensi, semuanya berproses dan berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu, mari kita hargai dan kita apresiasi karya siswa ini sebagai langkah apresiasi budaya bangsa. Semuanya demi pembentukan dan pengokohan budaya bangsa yang tampil dengan hakikat jati diri dalam hakikat bermartabat. Silakan berkarya dan menikmati!

Selasa, 22 September 2009

PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XI IPA 7 0910

Karya puisi adalah cerminan kepedulian hati atas hidup dan kehidupan kita ini. Begitulah yang kami tulis dalam blog ini merupakan kaca bening hati kami sebagai curahan hati yang terangkai lewat kata-kata bermakna, berirama, beritme, bergaya bahasa, atau bahkan simbol-simbol. Namun, hakikat semua itu adalah suara hati kami yang mungkin perlu kalian simak dan baca sebab di balik karya kami tentu ada makna yang berguna.

PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XI IPA 6 0910

Manusia sering memerlukan luapan emosi yang bergejolak dalam hati. Manusia butuh media penyaluran atau kompensasi cita rasanya tentang kisah kasih, derita hidup, dan asa hari depan. Bacalah karya kami ini di balik luapan renungan hati kami yang tertuang melalui rangkaian kata berirama dan bergaya bahasa, kata-kata nyata yang bernuansa bening lewat jiwa kami. Bila perlu umpatlah puisi kami agar kami bisa berkembang di kemudian hari. Pilihan kataku adalah pilihan jiwaku yang menyemangati hidup dan kehidupan ini.

PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XI IPA 5 0910

Mari nikmati karya sentuhan hati kami ini! Karya ini adalah buah hati yang mengalir lewat rangkaian kata bermakna dalam lantunan gaya bahasa yang berirama dan beritme. Pandanglah karyaku sebagai curahan luapan dan mungkin derita hati manusia sepertiku ini. Bagaimanapun sesederhananya karya ini, hatiku terus bergema dan  menyuarakan jiwa-jiwa nan mulia. Bacalah dan nikmati karya ini sebab ada pesan yang pasti kalian dapatkan tentang hakikat hidup dan kehidupan!

PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XI IPA 4 0910

Puisi ini adalah karya-karyaku, sentuhan jiwaku, atas hakikat hidup dan kehidupan, baik kehidupanku maupun manusia pada umumnya. Rangkaian kata-kata ini cerminan cintaku, apresiasiku, dan nuraniku pada indahnya bahasa ekspresi rasa, melalui pilhan kata, gaya bahasa, dan irama. Ada yang bisa kutulis dan tentu ada yang bisa kalian nikmati. Lihatlah curahan hati ini dengan bijak dan hati bening!

Menulis Puisi Itu Asyik!

Hakikat dan Metode Berpuisi

 Menulis puisi itu asyik. Memang, lewat puisi kita bisa mengungkapkan segala perasaan kita melalui bahasa yang hemat kata-kata, nuansa manusiawi, dan ekspresif. Maka, keberadaan puisi selalu muncul dalam segala perkembangan zaman dan peradaban manusia. Curahan perasaan lewat pilihan kata, gaya bahasa, rangkaian kata berirama dan beritme memberikan sentuhan batiniah yang indah. Emosi kita pun tercurahkan secara indah dalam kandungan makna yang menyentuh nurani.

Sebuah puisi merupakan karya sastra yang secara hakiki mengandung atau mengungkapkan unsur-unsur:

  1. tema (sense);
  2. rasa (feeling);
  3. nada (tone);
  4. amanat (intention).

Tema merupakan pokok permasalahan yang dikemukakan oleh penyair melaui puisi karyanya. Pokok persoalan tersebut merupakan rumusan inti masalah sehubungan dengan hakikat hidup dan kehidupan makhluk hidup, dan manusia pada khususnya. Biasanya bahasa rumusan tema sebuah puisi bersifat universal, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Misalnya, Kesehatan manusia ditentukan juga oleh kebersihan lingkungannya;  kerusakan moral seseorang juga ditentukan oleh lingungannya; ebutuhan Ilahi seorang manusia tak bisa dipungkiri.

Rasa dalam berpuisi sama dengan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakannya. Seorang penyair bisa bersikap peduli, prihatin, sinis, acuh tak acuh, dan lain-lain.

Nada dalam berpuisi maksudnya adalah sikap penyair terhadap pembaca. Dalam hal ono penyair bisa mencerminkan sikap memberi nasihat, mengajak merenung, memarahi, mengemukakan opininya, dan lain-lain.

Amanat sebuah puisi pada umumnya berisi semacam renungan akhir inti atau hakikat masalah yang dikemukakan penyair sehingga ada sebuah nafkah batiniah yang diberikan oleh penyair kepada pembaca seputar hidup dan kehidupan. Cakupan amanat lebih khusus dibandingkan tema yang dikemukakan oleh penyair. Jadi, amanat lebih mengacu ke bagian-bagian hidup dan kehidupan. Sebuah puisi memiliki satu tema, tetapi bisa memiliki lebih dari satu/banyak amanat tang dikemukakan penyairnya.


Secara metodologis, sebuah puisi dapat diciptakan melalui cara 1) pilihan kata (diction); 2) daya bayang (imagery); 3) kata-kata konkret (the concrete words ); 4) gaya bahaya (figurative language); 5) ritme (rhythm); 6) rima (ryme); dan 7) simbolisme (symbolism)

  1. Pilihan kata (diction)
Sebuah puisi diciptakan oleh penyair berdasarkan penghayatan atas hidup dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi, kolektif, maupun universal. Dalam konteks penyusunan puisi sebagai ekspresi cita rasa sebi dengan media bahasa yang digunakan wajae saj a bola kata-kata yang digunakan dalam sebuah puisi bukanlah sembarang kata biasa, melainkan kata-kata yang:  1) mempunyai cira rasa seni; 2) memiliki nuansa maknawi yang tepat; 3) dan memiliki nilai estetika yang sesuai dengan maksud.

Pilihan kata sangat dipengaruhi oleh kekayaan kosa kata penyair dan referensinya. Seorang penyair bisa terpengaruh oleh penyair lain, baik dalam kosa kata pilihan, pola perlambangan, penafsiran dan penghayatan hidup dan kehidupan, maupun pola pikir/kinerja merumuskan sebuah puisi. Karena itu, amat diperlukan kekayaan refersni bacaan tentang puisi bila kita ingin mengetahui dan mampu menulsi puisi yang baik. Tentu saja hal itu tidak tepat bila dimaknakan sebagai plagiat dan plagiator.

  1. Daya bayang (imagery)

Sebuah pilihan kata amat menentukan daya bayang yang ingin dibentuk oleh seorang penyiar. Dalam hal ini amat diperlukan kekuatan dan kemampuan penulisan kesan inderawi tentang objek yang ingin kita kemukakan. Sebuah objek paling sedikit bisa kita kemukakan secara deskriptif dalam lima sasaran inderawi. Setiap indera mampu menghasilkan beberapa baris puisi. Semua itu sangat dipengaruhi oleh ketajaman inderawi dan kemampuan pengungkapan bahasawi penyairnya. Semua unsur inderawi tersebut juga sangat bisa dilatih dan dibina secara teratur dan terarah.

  1. Kata-Kata Konkret (the concret words)
Sebuah kata mempunyai makna. Makna yang dimaksud mengacu ke benda tertentu berarti kata tersebut bersifat konkret, sedangkan bila sebuah kata mengandung makna konseptual atau pengertian belaka berarti kata tersebut bersifat abstrak. Dalam membuat sebuah puisi sebaiknya kita gunakan  kaya-kaya konret sehingga gagasan yang kita kemukakan gamnoang dan mudah dimengerti oleh poembaca, meski ridak lupa terhadap aspek diksi dan keindagan puitisnya. Pilihan kata manakah yang gampang dimengerti  langkah cahaya pagi dengan geliat hangat matahari pagi?

  1. Gaya bahasa (figurative language)
Sebuah puisi umumnya terdiri atas serangkaian kata menjadi baris, kemudian baris puisi menjadi bait, dan seterusnya. Di sisi lain maksud yang hendak disampaikan oleh penyair akan terasa lebih imajinatif dan gampang dimengerti oleh pembaca bila penyair juga pangai merangkaikannnya dalam gaya bahasa yangt tepat. Gaya bahasa yang umumnya dipakai adalah metafora, simbolisme, personifikasi, hiperbola, klimaks, dan lain-lain. Kata-kata metaforis bak, laksana, bagai, seperti, ibarat sering digunakan oleh penyair W.S. Rendra sehingga maksud kalimatnya gampang dimengerti dan terasa lebih hidup.

  1. Irama (rhythm)
Baris sebuah puisi terasa lebih indah bila disusun dalam irama bunyi sebagai naluri manusia yang senang berirama. Sentuhan permainan bunyi konsonan maupun vokal dalam baris puisi akan terasa memberikan kenikmatan membaca.

  1. Rima (rime)
Secara tradisional terutama puisi bentuk lama pada umumnya memiliki peraturan persajakan di akhir baris, misalnya aaaa, abab, dan sejenisnya. Hanya saja dalam puisi baru khususnya puisi bebas hal tersebut tidak diperhatikan. Artinya, kita mau mengakhiri baris puisi dengan rima apa pun boleh saja.  Yang penting gagasan kita gampang dan mudah dimengerti oleh pembaca.


  1. Simbolisme (symbolism)
Kadang dalam menyampaikan gagagsan seorang penyair tidak secara terus terang mengatakannya kepada pembaca. Caranya, penyair memanfaatkan lambang atau simbol untuk maksud tertentu. Hal ini tidak bersifat kesepakatan yang ada atau berlaku dalam masyarakat.