Selasa, 22 September 2009
PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XI IPA 5 0910
Mari nikmati karya sentuhan hati kami ini! Karya ini adalah buah hati yang mengalir lewat rangkaian kata bermakna dalam lantunan gaya bahasa yang berirama dan beritme. Pandanglah karyaku sebagai curahan luapan dan mungkin derita hati manusia sepertiku ini. Bagaimanapun sesederhananya karya ini, hatiku terus bergema dan menyuarakan jiwa-jiwa nan mulia. Bacalah dan nikmati karya ini sebab ada pesan yang pasti kalian dapatkan tentang hakikat hidup dan kehidupan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPuisi 1
BalasHapusTema : Semangat kepemudaan
Pemuda Bangsaku
karya : Dedy Mediansyah / 11
Pemuda
Semangatmu begitu membara
membakar semangat jiwa
membanggakan kita semua
Aku bangga padamu
melihat semangatmu
Menggebu - gebu sepanjang masa
mebuat hati menjadi bangga
Wahai para pemuda
Janganlah engkau menjadi lesu
Engkau adalah pedoman hidupku
Untuk masa depanku
Kami mau menjadi seperrtimu
Sebagai pemuda penerus bangsa
Dengan semangat luar biasa
Bagi bangsa dan negara
Palembang, 01 oktober 2009
Puisi 2
Tema : kepedulian lingkungan
Penyapu Jalanan
karya : Dedy Mediansyah / 11
Sampah
Engkau ada dimana-mana
Membuat diriku menjadi gila
Kau mengotori lingkunganku
Setiap kali aku berjalan
Aku melihat dirimu
untunglah ada mereka
Paara penyapu jalanan
Wahai para penyapu jalanan
Jasamu begitu berharga
Engkau membersihkan mereka
Sampah-sampah tak berguna
Wahai para penyapu jalanan
Engkau begitu membantu
Membersihkan lingkunganku
Agar bersih dan terjaga
Palembang, 01 oktober 2009
Nama: Andrean
BalasHapusAbsen:05
Puisi 1,
Tema: Religi
Tuhan
Aku melihat dengan mudah
Setiap kejadian yang ada didepanku
Mudah untuk menyalahkan
Apa yang tak sesuai dengan nalarku
Semua yang hadir tampaknya adalah masalah-nya
dan tidak padaku
Meluruskan, mendebat dan mengajari jadi keahlianku
Ahli karena berulang-ulang dan
berulang-ulang karena yang diajari tak juga mengerti
Ini kesalahan mendasarku sebagai seorang pejalan
yang katanya sedang ingin diajari
Tapi lupa karena malah lebih sibuk dengan tugas-ku
Tuhan adalah panduan-ku seharusnya hanya membincangkan tentang aku
Dan selain aku hanyalah materi pengajarannya
Dia, mereka dan semua kejadian itu
benar-benar perantara yang tak layak dipersalahkan
Mereka hanyalah pembuka ihwal keadaan jiwa
Cermin jiwa adalah peran mereka
Terlebih pasangan sejati
tak ada pengetahuan tentang siapa kita
Apabila ada dominasi dari pasangan
Itu berarti sang jiwa masih dikuasai tabiat raga
Apabila ada pengkhianatan dalam pernikahan
Pastilah karena kemunafikan pada Tuhan
Kalau mereka menjadi cermin jiwa
Tak seharusnya cermin yang dipecahkan
Sebaliknya kita bersyukur, melaluinya
Dia mengirim kabar tentang jiwa
Kepada kita,kepada semuanya
Puisi 2,
Tema: Kepedulian Sosial
Anak Jalanan
Senandung sendu meratap-ratap
Memar tubuhnya membiru lagi
Bibirnya kaku, dingin dan semu.
Tapi lantunkan lagu cinta kepada yang lain
Tak memandang siapa pun itu
Tuhanku, adakah seseorang yang mampu menopang berat deritanya ?
Tuhanku, kirimlah seseorang untuknya
Untuk memperhatikannya,dalam kehidupan nya Sehingga ia bisa seperti anak yang lainnya
Menaiki tangga mimpi
Mengambil tiap lagu-lagu yang ada di langit
Ingin temukan kedamaian dalam dunia ini
Itulah keinginan mereka selama ini,terlepas darkebelengguan
Mengais-ngais mimpi dari jalanan, yang kadang terbuang oleh orang yang menaiki mobil mewah Tak banyak yang mau memberinya,hanya sedikit
Sedikit senyum tipis dari wajahnya
Menyimpan keluguan misteri mimpi
Yang akan terungkap nanti di kedepannya
Kamu, jangan pernah untuk berhenti bermimpi
Aku akan selalu memberimu permata,menjadi penenerangmu
Yang menjadi doa pemimpin langkahmu
dan terus mendukungmu di setiap waktu
Tuhan, walau semenit jadikanlah ia orang paling bahagia sedunia Karena ia pun pantas untuk berbahagia,
Seperti yang lainnya di dunia ini
Nama:Renny Andrean
BalasHapusKelas:XI P5
Puisi 1,
Budaya Kita
Lihatlah negeriku
Negeri yang kaya akan kebudayaan
Tetapi semua sekarang seakan sirna
Kerena klaim dari negara tetangga
Berbagai kebudayaan kita diklaim negara tetangga
Mengapa ini harus terjadi ???
Sebenarnya ini bisa kita hindari
Seandainya kita dapat mencintai budaya kita
Sampai kapan haga diri kita diinjak-injak atas klaim dari negara lain
Kita harus berusaha keras untuk melindungi budaya kita
Demi kemajuan bangsa ini
Demi jati diri bangsa ini
Tanpa adanya kepedulian dari kita
Mustahil kita dapat melindungi budaya kita
Dimulai dari diri kita sendiri
Cintailah negeri Indonesia
Tidak perlu yang muluk-muluk
Kita harus mengenal terlebih dahulu budaya kita
Demi kemajuan bangsa ini
Demi jati diri bangsa ini
Puisi 2,
Nasib Rakyat Kecil
Lihatlah di sekitar kita
Begitu banyak orang yang kurang beruntung
Sementara kita yang hidup brkecukupan
Jarang memperhatikan mereka
Di pinggir jalan,kolong jembatan,lampu merah
Mereka sering kita temui
Sudah seharusnya kita peduli dengan nasib mereka
Bahkan untuk makan pun mereka sulit
Hanya mengharapkan belas kasihan dari orang lain
Tanpa pekerjaan yang layak
Tanpa hidup yang layak
Mereka terus berusaha untuk memperbaiki hidup mereka
Tetapi apa boleh buat nasib mereka memang kurang beruntung
Kita harus mengerti penderitaan mereka
Sudah saatnya bagi kita untuk peduli
Tidak perlu yang muluk-muluk
Cukup dimulai dan dari diri sendiri untuk menolong mereka
Karena mereka juga saudara kita
Bantulah mereka
Hargai mereka
Penderitaan mereka,penderitaan kita juga
Ungkapan Hati
BalasHapusungkapanku untuknya.
untuk sekitarku
yang selalu ku rasa jenuh.
onggokan sampah, menu penglihatanku sehari-hari.
aku seperti dalam dunia.
dunia yang begitu keruh.
bagai tak mau menyisir kehidupan.
sungguh menyesakkan hati.
kotoran menggumpal di aliran sungai.
hingga tak terlihat lagi kejernihannya.
ingin rasanya ku mengeluh.
namun ku tak tahu pada siapa.
karena mata dan telinga telah tertutup rapat.
karena hati tak lagi bisa merasakan.
betapa enggannya hidup.
di kepengatan seperti ini.
dan seiring berjalannya waktu.
semoga harapku terjawab.
hingga akhirnya ku rasakan lagi.
betapa nikmatnya dunia ini.
karya : Iin Anggraini
XI IPA 5/19
Palembang, 3 Oktober 2009
Semangat dan Harapan
BalasHapusKobarkan semangat tuk menjunjung negeri.
Sebuah harapan pada putera bangsa.
Yang tak gentar melewati apapun.
Walau jurang harus dilewati.
Seanggun warna senja menyapa.
Bersambut musim yang dijalani.
Semoga bintang penuh harapan.
Mencoba tuk terangi negeri dalam gelapnya malam.
Tiap detik dunia semakin berkembang.
Bagai bunga yang sedang mekar.
Sebuah harapan pada mereka.
Kritik sebagai bekal di kemudian hari.
Hingga nanti semua dapat merasakan.
Arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Ya Tuhan, bimbinglah generasi penerus kami.
Agar dapat meneruskan langkah bangsa kami.
Ke masa depan yang telah menunggu di balik pintu.
Karya : Iin Anggraini
Kelas : XI IPA 5 / 19
Palembang, 3 Oktober 2009
Tema : Nasionalisme
Nama : Jesica Joana Khalim
BalasHapusNo Absen : 22
Puisi 1
Tema : Kritik Sosial
Judul: Tikus Elit
Apa yang dilakukan tikus elit ?
Duduk di ruangan nyaman dan mewah
Makan dari uang korupsi
yang artinya sampah
Menggigit setiap harapan masyarakat
Menjadi hama ditengah sorak sorai rakyat
Menindas seperti hukum itu bisu
Dibungkam oleh harta dan kedudukan
Lihatlah rakyat bawah dan deritanya
Setiap hari mengais sisa makanan pejabat
Pandangan penuh belas kasihan
Membuat muka bangsa tercoreng borok
Setiap air mata yang keluar
Adalah hutang para pemimpin
Setiap tangis yang terdengar
Adalah hukuman untuk pemimpin
Mari bercermin atas kesakitan ini
Bangsa ini sedang sakit
Kita perlu memberantas parasit
dalam tubuh kesatuan negara kita
Puisi 2
Tema : Dekadensi moral generasi muda
Judul : Mari Berprestasi
Tunas muda begitu memberi harapan
Tapi begitu rentan terhadap gangguan
Seperti remaja zaman sekarang
Penuh tantang dan gejolak usia
Pikiran yang belum matang
Iblis dunia menawarkan kenikmatan
Norma dan aturan dilawan
Berjalan mengikuti hasrat dan nafsu
Moral bangsa dipertanyakan
Akan dikemanakan nasib negara
Ditangan tak berpengalaman
Terjadi arus dekadensi moral
Yang membawa generasi muda ke jurang
Gerak kaki semakin diatur
Berbagai doktrin ditanamkan
Untuk menekan arus yang menyesatkan
Beramai-ramai orang tua merangkul anaknya
Takut dipisahkan atas nama kebebasan
Bawa jiwa muda ini
Ke dalam padang hijau yang subur
Agar kita menemukan masa depan bukan kehancurann
Bersama hadapi dunia dan segala cobaannya
Saling berpegangan tangan
Dan mengatakan tidak untuk hal negatif
Moral bangsa dipertaruhkan di mata dunia
Berjayalah generasi muda bersama Indonesia
Mari berprestasi
Jalan Hidup
BalasHapusKarya: Christian Dinata/ 10
Kemanakah aku melangkah
Mencari bahagia
Tak kutemukan satupun langkah pasti
Dalam kegelapan aku berjalan
Dalam kesunyian aku berdiam
Tak satupun insan mengerti
Tak satupun memahami
Di atas batu kerikil aku berjalan
Di atas duri aku berbaring
Di atas pasir aku menangis
Tanpa tahu arah tujuan
Aku mengikuti jalan kekelaman
Dalam perenungan, ku temukan jawaban
Dalam pemikiran, ku temukan jalan keluar
Aku hanya dapat berlari kepada Dia
Aku hanya dapat berseru kepada-Nya
Dia membebaskan
Dia membuka jalan
Dia memberi hidup
Hanya Dia yang dapat menolong
Menunjukan jalan hidupku
Palembang, 1 Oktober 2009
Kedamaian yang Kudambakan
Karya : Christian Dinata/ 10
Tak ku sangka ini akan terjadi
Di Indonesia tercinta
Bencana demi bencana melanda negaraku
Gempa bumi, tsunami menimpa negeriku
Laut bergelora, menyerbu bangsaku
Isak tangis terdengar dimana mana
Beratus ratus bangunan roboh
Beribu ribu manusia kehilangan nyawanya
Jerit tangis tak berhenti jua
Apa yang sedang terjadi?
Tegakah kita melihat semua ini?
Haruskah kita berpangku tangan?
Tak tergerakkah hati kita?
Mari kawan, bangkit, jangan diam saja!
Saudara - saudara kita menanti uluran tangan kita
Bantuan kita sangat berarti bagi mereka
Tak inginkah kalian melihat Indonesia damai?
Tak inginkah kalian melihat Indonesia tenang?
Mari kawan, berbuat sesuatulah bagi Indonesia
Doakan Indonesia penuh damai jua
Palembang, 1 Oktober 2009
Segala Tentang Cinta
BalasHapuskarya: Tiffani Kosasih/43
Cinta..
Satu kata, berjuta arti
Itulah cinta..
Tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata..
Segala rasa bercampur menjadi satu,
pahit, manis, dan asam..
Dunia hambar tanpa cinta..
Cinta berawal dengan senyuman,
berkembang dengan ciuman,
dan berakhir dengan tetesan air mata..
Itulah cinta..
Hanya perlu waktu semenit untuk menaksir seseorang,
Sejam untuk menyukai seseorang,
sehari untuk mencintai seseorang, tetapi,
diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang..
Itulah cinta..
Cinta bukanlah jaminan untuk memiliki seutuhnya,
tapi cinta adalah penyejuk jiwa,
saat kita harus melepas apa yang kita miliki,
Cinta tak pernah menghampiri,
tapi cinta lah yang kita hampiri..
Cinta bukan untuk diraih,
tapi untuk dimengerti..
Karena cinta bukan medan pertarungan untuk mendapatkan kemenangan..
Cinta alamiah telah ada sejak kita lahir,
karena cinta lah yang membuat kita sekarang berada disini..
Cinta itu dahsyat ..
Cinta dari adam dan hawa lah yang telah mengubah dunia..
Cinta lah yang membawa kita pada kebahagiaan sejati..
Cinta lah yang membawa kita pada kesempuraan sejati..
Ikutilah kata hatimu..
Dan kata hatimu akan yang akan mengantarmu,
kedepan pintu gerbang cinta..
Dunia adalah cinta..
Dunia hampa tanpa cinta..
Dunia kosong tanpa cinta..
Dunia sunyi tanpa cinta..
Palembang, 03 Oktober 2009
Kota Palembang Ku
BalasHapuskarya: Tiffani Kosasih/43
Palembang..
Kota kecil di Pulau Sumatera..
Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan..
Kota BARI julukannya,
Bersih, Aman, Rapi nan Indah..
Itulah Kota Palembangku..
Beraneka ragam ciri khas kota Palembangku..
Sungai Musi..
Luas, bagai lautan di tengah kota..
Memisahkan ulu dan ilir..
Sumber mata pencaharian para nelayan..
Tempat rekreasi para keluarga..
Jembatan Ampera..
Jembatan megah nan indah,
yang menghubungkan ulu dan ilir..
Lampu kelap-kelip mewarnai malam di sepanjang jembatan,
indah laksana bintang menyinari sungai musi di malam yang sunyi..
Meramaikan Kota Palembang ku..
Pulau Kemaro..
Pulau kecil di tengah Sungai Musi,
indah menghiasi kota Palembang ku,
merupakan simbol dari agama Buddha,
Pagoda bertingkat 7 menjulang tinggi ke langit..
Melawan teriknya matahari..
Melawan derasnya hujan..
Melawan dinginnya malam..
Patung-patung lambang agama Buddha,
berdiri kokoh menyambut para pengunjungnya..
Makanan khas Palembang..
Begitu banyak makanan khas Palembang,
pempek di antaranya,
beraneka ragam variasi nan bentuknya..
Begitu menggoda aromanya..
Begitu istimewa rasanya..
Kesenian Dul Muluk..
Pentas drama tradisional khas Kota Palembang ku..
Unik nan elok ciri khas nya..
Tarian Gending Sriwijaya
Tarian khas Kota Palembangku dalam menyambut para tamu..
Lentik nan indah gerakannya..
Tarian Tanggai
Tarian khas Kota Palembangku dalam resepsi pernikahan
Megah nan halus gerakannya..
Lagu Daerah Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut, dan Ribang Kemambang,
Lagu daerah khas Kota Palembangku
Khas nan enak di didengar oleh telinga..
Rumah Limas dan Rumah Rakit
Rupawan nan menawan bentuknya..
Sungguh bangga ku menjadi warga Kota Palembang ku..
Nyaman nan tentram dalam damai hidup ku..
Indah menjalani hari-hari di Kota Palembang ku..
Palembang, 03 Oktober 2009
Bersama Tuhan
BalasHapuskarya : Alia Salvira
Sampaikan salamku pada Tuhan yang di surga, Jibril
Katakan padaNya aku merindukan sejuta cahaya surgaNya
Ucapkan cintaku pada Tuhan yang penuh kasih, Jibril
Syairkan padaNya aku mendambakan udara surgaNya
Aku yang ada di sini, Tuhan
mencoba mencari Kau!
Kau yang Maha Agung
kaya akan semua kasih
Mereka yang disana, Tuhan
mencoba mengais ampunanMu
Kau yang Maha Ampun
berlimpah semua kesuciaan abadi
Tuhan terkasih, apa Kau nyata?
Bagi mereka ynag buta, Kau begitu nyata
untuk mereka yang melihat dengan mataMu
Kau tak nyata, Kau terlupakan untuk mereka
Tuhan, apa aku berada diantara mereka?
Aku mau lari padaMu
Mengadu segala kegundahanku
menangisi semua kealpaanku
Aku yang ada diantara mereka
bukanlah buta akibat dosa mereka
butaku karenaMu yang mau
agar aku menganggap Kau nyata
Kau abadi, Tuhan!
Selama nyawa masih tetap di tubuh hinaku
Aku bersumpah pada langit dan Jibril sekarang
Aku disampingMu, Tuhan
selalu bersamaMu
selalu mengingatMu
selalu menganggungkan keesaanMu...
Palembang, 1 Oktober 2009
Untuk yang Berduka
karya : Alia Salvira
Ibaku pecah
Tangisku merebah
Sayatan itu melukai dalam jantungku
Goresan ini mengoyak separuh perasaanku
Mereka yang hancur
Mereka yang terpisah
Mereka yang sendiri saat ini
tanpa saudara, tanpa teman, tanpa sanak
bencana itu mengoyak habis kehidupan mereka
musibah ini meninggalkan nila yang dalam bagi cerita mereka
melihat mereka hancur
melihat mereka menangis, menangis darah
sahabat, coba kita berlari ke ujung sana!
Dapat kita temukan lagi wajah ceria mereka?
Mungkinkah masih tersisa?
Setitikpun tidak!
Mampukah aku ingat tawa ceria mereka?
Saat bumi masih ramah pada mereka
ketika alam masih sayang pada mereka
dapatkah kembali aku kenang masa itu?
Saudaraku yang disana
Saudara kita semua
Mari genggam tanganku
Aku obati luka hatimu yang dalam
aku perbaiki sisa-sisa jantungmu yang hancur
Temanku yang di barat sana
Hapus air matamu, teman
Kita songsong dunia depan
Kita perbaiki alam kembali
Kita pulihkan bumi ini
Tutup sedihmu, sahabat
Lupakan dukamu, kawan
Aku ada di sini untuk berbagi kebahagiaan
pada kalian yang berduka saat ini
Palembang, 1 Oktober 2009
Puisi 1
BalasHapusBodohnya Bangsaku
karya:Sherly/40
Dulu negeriku dicintai seluruh bangsa
Budaya yang sangat beragam
Suku-suku yang berbeda
Alam yang berjajar dari sabang hingga merauke
Sungguh indah negeriku
Namun, setelah kejadian itu
Negeriku marah besar
Warisan negeriku dimutilasi oleh negeri tetangga
Tari Pendet, Reog Ponorogo, angklung, lagu “Rasa Sayange”, bahkan batik
Kini, negeriku tak seindah dulu
Berbagai masalah terus membanjiri negeriku
Tiada lagi yang mencintai warisan negeriku
Betapa bodohnya bangsa ini
Bagai bencana yang terus menyelimuti
Sungguh...
Negeriku lelah dengan semua ini
Negeriku berusaha untuk bangkit kembali
Akhirnya, semuanya telah kembali pulih
Bangsaku telah kembali seperti dulu
Aku harap terus begini adanya
Hingga negeri tercintaku lenyap di muka bumi ini
Palembang, 1 Oktober 2009
Puisi 2
Indonesiaku yang Malang
karya:Sherly/40
Indonesia negeri yang kaya raya
Kaya akan tambang
Kaya akan minyak
Kaya akan ratanya lautan
Indonesia memang kaya
Namun, tak sekaya rakyatnya yang terlantar
Indonesia memang indah
Namun, tak seindah penduduknya yang terhina
Oh, Indonesiaku sayang
Indonesiaku tercinta
Indonesiaku yang malang
Masih banyak anak-anak di sana kelaparan
Menanti sebutir nasi bagai sebatang emas
Masih banyak anak-anak di sana berperut buncit
Sementara di luar lautan sana tidur kekenyangan
Palembang, 2 Oktober 2009
Puisi 1
BalasHapusJerit Tangis Rakyat
Karya: Jesica Novita/23
Apa yang mereka lakukan?
Pada bangsa kita
Pada saudara kita
Semuanya kacau balau
Tapi mereka bungkam tak ada suara
Nyanyian riang anak kecil tak terdengar lagi
Tawa canda hilang dalam sekejap
Yang tersisa hanya kegelisahan
Ketidakadilan
Ketidakpedulian
Kemana perginya orang-orang itu?
Mereka yang dulu mengobral janji dan omongan
Lihatlah sekarang!
Mereka bungkam tak ada suara
Kebenaran hancur
Keadilan hancur
Ekonomi hancur
Tiap generasi baru meronta-ronta
Mencoba bebas dari lilitan ketidakadilan
Percuma saja kita berteriak memohon-mohon
Tapi tak ada yang menenangkan
Pendengaran mereka tersumbat oleh politik
Mata mereka buta melihat kekuasaan
Tak peduli pada rakyat yang meratap
Puisi 2
Impianku
Karya: Jesica Novita/23
Kekecewaanku
Kesedihanku
Aku sang pemimpi ketikaku berharap
Bumiku aman dan damai
Generasi muda berpegang erat pada budi luhur
Berpedoman pada tata tingkah laku halus
Dan bersahabat dengan tenggang rasa
Tapi sekarang kuterjaga
Ketikaku melihat kekacauan dimana-mana
Dunia kini telah berubah
Kerusuhan di masyarakat
Tawuran antarpelajar
Anak tak lagi hormati orang tua
Tiap orang saling melukai sesamanya
Bahkan tiap bangsa saling melahap
Bumiku dibedah, ditoreh, diobrak-abrik
Oleh tangan-tangan generasi tak bermoral
Andai impian itu dapat terjadi
Tiap kata dan tiap langkah
Dapat dijalani dengan sukacita
Penuh dengan cita-cita
Tapi apa daya kutakbisa rubah semua
Semua hanya dalam impiku
Puisi 1
BalasHapusTema : Kritik Sosial
Kehidupan di Jakarta
Karya : Lusi Handayani/29
Kulihat bocah lusuh menjerit
Dalam deras hujan di depan mall
Lelaki berpayung di sampingnya
Berusaha menarik-narik tangannya
Sempat kuhentikan langkahku
Cetus itu pun mengusik hati
Mungkinkah ini penculikan
Untuk dijadikan anak jalanan?
Kulewati pria setengah baya
Menyapa dengan manis budi
Sangat akrab serasa sahabat lama
Aku membalasnya dengan ragu
Perasaan itu menyelip mengganggu
Mungkinkah ia pura-pura baik
Karena ada maunya?
Dalam penantian mengesalkan
Di hadapan birokrasi
Silih berganti tamu elegan bertas besar
Datangi kepala bagian
Curiga pun menyapa:
Jangan-jangan tas itu penuh
Amplop sogokan untuk melicinkan suatu proyek?
Seorang tetangga mendadak sentosa
Membangun rumah seperti tak peduli biaya
Aku pun menyibir sang istri
Paling ia korupsi
Mana mungkin seorang pegawai negeri mampu begitu?
Setelah bertahun di kota ini
Prasangka justru makin menjadi-jadi
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 2
BalasHapusTema : Dekadensi Moral Generasi muda
Permainan yang Menyesatkan
Karya : Lusi Handayani/29
Narkoba..
Perusak segala jiwa dan mental
Sasarannya ialah generasi – generasi muda
Mereka dijebak dan diracuni
Sampai akhirnya mereka mengalah
Bagaikan sebuah permainan tanpa akhir
Yang taruhannya adalah sebuah hak hidup
Pengabdian seumur hidup kepadanya
Itulah hukuman bagi yang kalah
Permainan yang mendatangkan malapetaka
Tiada perhentian sementara untuk permainan ini
Ia menekan korban untuk terus bermain
Sampai korban merasa tidak dapat hidup tanpanya
Tiada yang dapat melawannya
Kecuali menahan nafsunya sendiri
Hai para generasi muda
Bangkitlah !
Selamatkan dirimu daripadanya
Jangan biarkan dia menyentuh hidupmu
Karena dunia juga mengawasinya
Marilah kita bersatu
Bersatu menjaga moral bangsa Indonesia
Bersatu mencegah dekadensi moral
Bersatu membangun bangsa Indonesia
Membangun bangsa yang bermoral
Palembang, 3 Oktober 2009
PLAGIAT! INI ADALAH KARYA SAYA. 4 DARI 5 BAITNYA DI AMBIL DARI KARYA SAYA. BISA DILIHAT DI
Hapushttps://www.scribd.com/doc/12740565/Puisi-Narkoba
YANG DIUPLOAD TGL 23 FEB 2009!
Thanks
PLAGIAT! INI ADALAH KARYA SAYA. 4 DARI 5 BAITNYA DI AMBIL DARI KARYA SAYA. BISA DILIHAT DI
Hapushttps://www.scribd.com/doc/12740565/Puisi-Narkoba
YANG DIUPLOAD TGL 23 FEB 2009!
Thanks
Puisi 1
BalasHapusKami Membanggakanmu
Karya : Marmah Oktaria/ 32
Dalam diam aku kagum
Muncul pula rasa terpesona dan terkesima itu
Melihat engkau menjadi kebanggaan
Telah terlahir ratusan tahun lalu
Tak ada satu pun yang mengingkarimu
Hanya saja, terkadang kami mengacuhkanmu
Andai kami semua sadar
Akan berharganya ini semua
Warisan bangsa,
Warisan nenek moyang kami
Yang harusnya dipedulikan
Tapi malah terlupakan
Baru dipedulikan jika kau diakui orang lain
Engkau khas negara kami
Melambangkan jati diri bangsa kami
Bangsa yang kaya akan macam budaya
Dan bangsa yang membanggakanmu
Kini kami anak bangsa
Sekuat tenaga membudidayakanmu
Agar tak punah dari ingatan
Agar dihormati generasi depan
Dan merekalah yang akan membanggakanmu di pelosok dunia
Karena memiliki dirimu yang memberi kami warna kehidupan
Dengarlah nanti,
Anak bangsa akan melantunkanmu
Lihatlah nanti,
Anak bangsa akan membanggakanmu
Karena engkau melambangkan jati diri bangsa ini
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 2
Derita Mereka
Karya : Marmah Oktaria/ 32
Selalu ingin dimengerti
Baik anda maupun saya
Kita sama-sama ingin dimengerti, ingin dipahami
Namun sudahkah kita mengerti mereka?
Sudahkah kita memahami mereka?
Belum. Kita belum memahami mereka
Sedikitpun tak ada rasa peduli terbesit dihati anda
Mungkin begitu pula dengan saya
Mereka hanya korban keserakahan kita,
Orang atas yang selalu ingin dihormati
Kita butuh mereka saat akan meraih sukses
Dan membuang mereka disaat sukses
Sungguh egois,
Bahkan kejam
Membiarkan penderitaan menghampiri kehidupan mereka
Itu semua karena kita
Tidak adakah sedikitpun rasa iba pada nasib mereka?
Mereka berharap pada kita
Menanti kebesaran hati kita
Namun hati beku yang kita miliki
Sehingga mereka terus hidup dalam derita
Sungguh kejam
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 1
BalasHapusTema: cinta pada lawan jenis
Jatuh cinta
karya : Weliam/47
Sejak pertama aku melihatmu
Kurasakan sesuatu..
Sesuatu yang tak pernah
Kurasakan sebelumnya..
Kurasakan...
Jantungku berdegup kencang
Di setiap tatapan matamu
Bagaikan sinar mentari yang hangat
Disetiap malamku..
Selalu hadir mimpi indah tentangmu
Kurasakan kebahagiaan..
Di setiap waktuku bersamamu
Serasaku terbang melayang
Anganku turut serta membawamu..
Menghadapi ribuan bintang di langit
Aku jatuh cinta padamu..
Jatuh cinta yang pertama..
ku ingin selalu bersamamu
Walaupun nanti berpisah..
Namun kubahagia bersamamu..
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 2
Tema: Palembang yang membanggakan
Palembang kebanggaanku
karya: Weliam /47
Palembang..
ooh.. Palembang..
kota kebanggaan ku..
Tempat di mana aku dilahirkan..
Tempat di mana aku di besarkan..
Dari kecil hingga dewasa
Sungai Musi..
terbentang luas
membagi kota menjadi dua bagian
Ulu dan Ilir bagiannya..
Jembatan Ampera..
Amanat Penderitaan Rakyat
menghubungkan dua bagian kota yang terpisah
Ulu dan Ilir bagiannya..
Palembang..
Oh.. Palembang..
Pempek makanan khasnya..
Kota BARI sebutannya..
Bersih, Aman, Rapi, dan Indah..
Itulah Palembang kota kebanggaanku..
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 1
BalasHapusBencana Alam
Tema : kepedulian Sosial
Karya : Allicia Ariesca/04
Alam sumber kehidupan
Alam adalah anugrah dari sang pencipta
Alam harus selalu dilestarikan
Harus dijaga dan dilindungi
Bukan menelantarkan
Bukan juga merusaknya
Alam begitu indah
Susah tuk diungkapkan dengan kata-kata
Alam adalah ciptaan Tuhan yang tak terhingga nilainya
Alam besar manfaatnya bagi kehidupan manusia
Namun kini alam yang indah itu telah hilang
Berganti dengan bencana
Tanah longsor, banjir, gempa bumi,kebakaran hutan,
Yang sangat sering terjadi.
Kemana alamku yang indah itu?
Kini alam telah dirusak
Kini alam telah diperjual belikan
Oleh orang-orang egois yang tidak bertangung jawab.
Bencana alam dapat menimpa siapapun
Bencana alam membuat orang-orang menderita
Bencana alam datangnya tak diduga
Bencana alam timbul karena perbuatan manusia.
Kita semualah yang harus menjaga alam ini
Alam begitu penting
Tidak hanya bagi kita manusia
Tetapi bagi seluruh ciptaan Tuhan yang ada di bumi ini
Serta bagi generasi kita selanjutnya.
Lindungi,lestarikan,dan rawat alam ini
Bagi kepentingan kitia semua
Agar alam tetap indah dan lestari
Agar alam selalu menjadi alam yang kita cintai bersama.
Puisi 2
Tuhan Sahabatku
Tema : Religi
Karya : Allicia. Ariesca/04
Terkadang aku merasa tidak ada lagi sahabat
Sahabat yang menemaniku dalam kesendirianku
Saat Ku pandangi seberkas cahaya ditengah gelapnya malam
Ku lihat sinar yang indah memukau
Seketika itu ku temukan setitik harapan
Disaat aku dihadapkan pada dua pilihan
Aku tak tahu kemana pilihan yang kutuju
Aku hanya bisa berdoa ditengah sunyinya malam
Aku mulai yakin dan percaya melangkah menuju impian
Tuhan,
Aku tahu tak terbataas kuasa-Mu
Semua dapat engakau lakukan
Meski kelihatan mustahil bagiku
Tapi engkau selalu memberiku semangat
Bagai air mengalir deras ditengah kerasnya batu karang
Disaatku tak berdaya kuasa-Mu menghampiriku
Tak kenal waktu...
Seketika aku aku percaya Engkau menolongku
Bukan karena kekuatan tetapi roh kudus-Mu
Kasih setia-Mu yang kurasakan lebih tinggi
Dari langit biru
Kebaikan-Mu yang Engkau berikan lebih dalam
Dari lautan
Engkau Tuhanku bagai permata yang indah
Takkan pernah kulepaskan
Sekalipun dagingku habis lenyap
Engkau tetap bagian dari hidupku
Engkau penolongku...
Selalu ada disetiap waktu
Engkau selalu ada dihatiku
Takkan pernah kulupakan
Tuhan...
Bagiku Engkau sahabat, kekasihku
Yang kekal abadi selama-lamanya
Palembang, 3 Oktober 2009
BERTOBAT
BalasHapusTema :Religi
Karya:Agnes Rosiana Muliady/01
Waktu terus berjalan melintasi hidupku
Tak terasa kini ku beranjak dewasa
Andai ku dapat mengulang kembali kisah lamaku
Ingin rasanya memperbaiki semua itu
Di kelam kesunyian malam
Hanya memikirkan kaki tak terperanjak
Membisu tanpa kata
Tak tahu apa yang harus kulakukan
Suara lonceng berbunyi nyaring
Hingga terdengar oleh telingaku
Kurasakan kegelisahan dalam diriku
Tak dapat kubayangkan apa yang terjadi
Air mata jatuh tak berhenti
Tanpa peneyesalan apa yang telah kulakukan
Cobaan adalah ujianla sesuatu
Ujian dari Yang Maha Kuasa
Tuhan, apakah aku dapat menuju keabadian?
Yang diinginkan oleh semua manusia
Di setiap penderitaan seseorang
Trsimpan butir-butir kat yang indah
Tuhan, iringi setiap langkahku dengan cahaya putih-Mu
Tempatkan aku dalam rumah-Mu yang penuh kesucian
Kelak aku tahu Engkau berkuasa atas segalanya
Melalui doa aku mengadu pada-Mu
Tuhan yang maha pengampun
Pada-Mu aku bersujud
Pada-mu aku bersimpuh
Hanya untuk mengucapkan syukur
Tuhan, . . .
Diriku dan jiwaku ku pasrahkan pada-Mu
Segala sesuatu ku serahkan pada-Mu
Karena hanya Engkau yang tahu segalanya.
Kemiskinan dan Penderitaan
Tema : Kepedulian sosial
Karya: Agnes Rosiana Muliady
Kemisikinan dan penderitaan tak dapat dipisahkan
Mereka saling melengkapi
Mereka saling memenuhi
Bahkan tak ampun bagi yang terjebak
Hanya karena miskin manusia menderita
Penderitaan itu datang dari kemiskinan
Manusia tidak dapat menghindar dari penderitaan
Tetapi hanya menghadapi kenyataan yang ada
Penderitaan dan kemiskinan datang tiba-tiba
Tak seorangpun yang tahu kapan akan datang
Tak seorang pun kapan akan berakhir
Hanya dapat menangis dan menangis.
Kemiskinan sangat merugikan diri kita
Miskin ilmu, miskin bahasa, dan miskin harta
Ini semua, pertanda bahwa semua adalah hukum alam
Manusia hanya dapat pasrah kepada Yang Maha Kuasa
Manusia hanya dapat berlutut dan berdoa
Jika manusia sudah menjadi orang yang kaya akan harta
Ia akan lupa akan daratannya sendiri
Karena manusia cepat puas akan kekayaannya sendiri
Sekarang kemiskinan ada dimana-mana
Tak seorangpun yang dapat menghindari
Semua itu adalah takdir manusia
Bahwa Tuhan menciptakan manusia tidak selalu sama
Melainkan beraneka ragam ciptaan-Nya
Tuhan itu adil dan penyayang
Semua itu nanti pasti akan ada hikmahnya
Seperti laut yang tanpa air
Akan terasa hampa
Palembang, 03 Oktober 2009
Puisi 1
BalasHapusPotret Tukang Sampah
Tema : Cinta terhadap penderitaan kalangan menengah ke bawah
Karya: Owen / 36
Dengan perut lapar dan harapan kosong
Aku menelanmu
Kukunyah – kunyah sebuah sampah
Setumpuk sampah telah jadi menu utamaku
Roda gerobak adalah sendok dan garpu
Tuhan, beri aku uang
Baunya lebih enak ketimbang sampahku
Seperti di bayang – bayang pohon mangga
Lalu aku menyiapkan cerita
Untuk anak cucu
Untukmu
Untuk pengemudi bajaj, penyalur genteng
Dan pedagang kaki lima
Seribu tahun genap sudah
Engkau masih compang – camping, luka – luka
Tangis bayi dan jerit wanita di mana – mana
Bianglala di atas perkampungan
Bikin cinta terbakar dalam perut lapar
Tuhan, beri aku uang
agar aku bisa menikmati nikmatnya
uang ketimbang sampah
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 2
Batik
Tema : Kepedulian Budaya Nusantara demi Jati Diri Bangsa
Karya : Owen / 36
Engkau yang tiap hari
menghiasi tubuh kami
dan merupakan budaya kami
Engkau yang bersinar saat ini
Ketika kami berkumpul
Hanya untuk memperebutkan
Engkau
Apa yang harus kami lakukan
untuk masa kini dan masa depan
bangsa Indonesia, anak – anak kami,
anak – anak cucu kami dan cucu – cucu mereka
Sinarilah hati kami dan pikiran kami
Agar menjadi terang benderang
hingga kami dapat memperoleh
yang menjadi milik kami
agar generasi sesudah kami,
anak – anak dan cucu – cucu kami
dapat mempertahankan budaya bangsa kami
Sampai dengan masa depan
yang sudah menunggu di balik pintu waktu
Palembang, 3 Oktober 2009
Nama: Nike Novianty
BalasHapusAbsen: 35
PUISI 1
Tema: Kepedulian Budaya Nusantara
BUDAYA NUSANTARA
Berabad-abad mendampingi Indonesia
Bertahun-tahun menjadi jejak negara
Berbulan-bulan mengikuti setiap perjalanan bangsa
Berhari-hari itu pula para penerus bangsa melupakan-nya
Itulah budaya
Itulah jati diri
Itulah kita
Itulah Indonesia
Ketika mendampingi kami,tak pernah kami melihat-mu
Ada di samping kami setiap waktu untuk menunjukkan jati diri Indonesia
Sehingga saat ada bangsa lain yang melihat, semua tahu itu milik Indonesia
Namun suatu saat kau terlupakan
Membiarkan-mu dimiliki orang lain
Menghapus jejak-mu yang lama di Indonesia
Meninggalkan kau bersama orang lain
Mendengar jeritan tangisan kau ketika kami lupa pada-mu
Saat engkau direbut, diculik, dirampas oleh orang lain
Barulah kami muncul untuk merebut-mu kembali
Barulah kami ingat pada-mu
Barulah kami berjanji untuk menjaga-mu
Iniah yang nama-nya satu bangsa?
Kita sebagai satu bangsa harus menjaga milik kita yang beharga
Memperkenalkan pada dunia
Betapa kaya negeri kita akan budaya
Jangan biarkan satu orang pun untuk mengusik
Demi bangsa Indonesia
Menunjukkan ketenaran bangsa kita
Dalam kesatuan budaya Indonesia
PUISI 2
Tema: Cinta terhadap penderitaan kalangan menengah kebawah
TANGISKU KEPADAMU
Hai, anak terlantar
Hai, orang miskin dan tidak mampu
Bangkitlah dari gubuk-mu
Berusaha untuk mencapai sesuatu
Jangan roboh oleh suatu masalah
Jangan menyerah oleh kejamnya dunia
Seperti rumput liar yang kotor
Yang bisa bersih oleh air hujan
Penderitaan-mu adalah penderitaan kami
Sujud-mu adalah sujud kami
Tangisan-mu adalah tangisan kami
Gelisah-mu adalah kegelisahan bangsa
Para orang besar yang tak pernah peduli
Para pejabat yang kebanyakan korupsi
apakah tidak ada satu sentuhan hati?
Yang dapat membantu mereka
Untuk hidup lebih baik
Dan tidak lagi menyusahkan warga negara
Untuk masa depan lebih baik
Agar Indonesia dapat lebih maju
Dan tidak di cap lagi sebagai bangsa miskin
Nama : Mario Tanjung
BalasHapusKelas : XI IPA 5
Absen : 31
Puisi 1
Tema : Kepedulian Budaya Nusantara
"Jayalah Budaya Indonesia"
Indonesia...
Begitu banyak budayamu
Begitu banyak keanekaragaman
Engkaulah yang melengkapi
Nusantara ini
Hari demi hari...
Bulan demi bulan...
Tahun demi tahun...
Selalu maju budayamu
Kami sangatlah bangga
Menetap di indonesia ini
Menetap di nusantara ini
Dengan berbagai kebudayaannya
Tetaplah berkarya
Tetaplah maju Indonesia
Tetaplah jaya Indonesia
jangan hilang budaya
Indonesia
Puisi 2
Tema : Cinta terhadap penderitaan kalangan menengah kebawa
"Penderitaan Anak jalanan"
Berjuta rakyat di Indonesia
Terkurung dalam dunia
Dunia kemiskinan
Dunia penderitaan
Kulihat di negeri indonesia ini
Anak kecil di jalanan
Setiap pagi setiap hari
Mencari uang dijalanan
Tak pernah terpikir
Dalam pikiran mereka
pergi sekolah
Mencari ilmu
Tak pernah terpikir oleh mereka
Masa depan
Dan keceriaan
Di masa datang
Nama : Basilius Jefri Winardi
BalasHapusKelas : XI P 5
No.abs : 09
Puisi 1 : Religi
Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan,
Engkau memang Maha Penyayang dan Maha Pengampun
Ditengah kegelisahan
karena kejahatan yang selalu menampakkan diri
karena kepalsuan yang selalu hadir dengan keangkuhannya
karena penghianatan yang jadi kelaziman
karena deraan cobaan bertubi menyentuh bumi pertiwi
Kau hadirkan
Sesosok insan
Dengan penuh kelembutan
Dan Kebahagiaan
Dan Keanggunan
Dan Kebaikan
Dan sejuta kemampuan menguatkan
menyabarkan
meneduhkan
Yang hanya dengan nama indahnya
yang tanpa tambahan awalan atau akhiran
tanpa paksaan
telah menyentuh beribu insan
untuk berkumpul dalam kebaikan
yang hangat dan bijak
Terima kasih Tuhan
Tlah Kau tunjukkan
Ditengah kegelisahan
Ada kedamaian
Terima kasih Tuhan......
Puisi 2 : Kepedulian Sosial
Untuk Saudara yg Menderita
Tanpa tanah merekah
akankah kau tetap meratapiku
Tanpa air membanjir
akankah tangismu terus mengaliri
pipimu, saudaraku?
Tanpa lautan mayat
akankah jantungmu tetap bergeletar
Tanpa balita piatu
tergeletak mencengkram biskuit
akankah tetap berat napasmu
dan dada terasa sakit, saudaraku?
Tanpa pesawat jatuh
Tanpa kereta api keluar jalur
Tanpa kapal tenggelam
akankah kau tetap susah tidur, saudaraku?
Tiap hari ada sepeda motor
terpeleset di jalan,
ada tangan tengadah, perut kosong
di jembatan penyeberangan
Apa beda satu jiwa dengan seratus ribu
saudaraku?
Tanpa penyerbuan untuk mengusir penyerbu
tanpa aksi teror untuk membasmi teroris
tanpa kekerasan untuk melawan kejahatan
akankah kau tetap menjunjung keadilan?
Tanpa fotoku tak bernyawa di halaman depan
akankah kau tetap ingin tahu tempat asalku
akankah kau tetap peduli
saudaraku?
Puisi 1
BalasHapusRakyat Indonesiaku
Karya : Jessica Sutrisno / 24
Indonesiaku…
Sungguh besar dan indah
Sungguh kaya akan sumber daya
Sumber daya alam dan manusia
Hai, Rakyat Indonesia…
Bangunlah, bangunlah negeri ini
Bersainglah dengan masyarakat luar negeri
Agar kita tidak dihina
Namun kita tidak mau
Kita malas, kita mau dihina
Apa salahnya berjuang keras
Untuk mengangkat nama bangsa Indonesia
Berjuang dari hal-hal kecil
Cintai produk dalam negeri
Produksi barang yang tidak kalah dengan luar negeri
Tunjukkan kreativitas rakyat Indonesia
Demi membantu bangsa ini
Tapi apa yang sudah kau lakukan
Hanya menunggu waktu
Waktu untuk dihina dan diremehkan
Karena ketergantungan rakyat Indonesia
Palembang, 3 Oktober 2009
Puisi 2
Generasi Muda
Karya : Jessica Sutrisno / 24
Generasi muda, penerus bangsa
Kulihat kau tidak bermoral
Tidak memikirkan masa depan
Hanya mau bersenang-senang
Apa jadinya negara ini
Bergantung pada siapa negara ini
Generasi muda penerus bangsa
Melalaikan tugasnya sebagai pelajar
Siapa yang harus disalahkan
Karena kesalahan kita
Orang tua yang jadi korban
Negara kita yang jadi korban
Korban dari kemalasan generasi muda
Karena kita tidak membahagiakan orang tua
Karena orang tua menginginkan yang terbaik
Untuk kita, generasi penerus
Korban dari kemalasan generasi muda
Karena tidak sesuai dengan yang diharapkan
Harapan yang akan dicapai
Jika generasi muda mau berubah
Palembang, 3 Oktober 2009
puisi 1:Kepedulian Budaya Nusantara Demi Jati Diri Bangsa
BalasHapusBudaya Indonesia
Budaya yang kami cintai
Budaya kami sebagai bangsa Indonesia
Budaya yang tidak untuk dicontek
Budaya yang menunjukkan jati diri bangsa
Budaya yang kami miliki sejak dulu
Seiring dengan bertambahnya umur
Budaya Nusantara tetap tidak dilupakan
Tetap kami hormati
Tetap kami hargai
Sekarang budaya kami banyak yang dicuri
Budaya kami tercinta direbut bangsa lain
Tetapi kami tidak diam
Demi budaya tercinta
Agar tidak direbut bangsa lain
Kami akan selalu menjagamu
Mencintaimu dan menghargaimu
Budaya Nusantara akan selalu kujaga
Demi jati diri bangsa
Cintailah Budaya Nusantara
puisi 2:Cinta penderitaan kalangan menengah ke bawah
Setiap hari kau mencari nafkah
Dibawah terik matahari
Dibawah derasnya hujan
Semangatmu tidak runtuh
Demi sekeping logam
Keringat yang bercucuran
Rasa letih yang kau rasakan
Seakan tidak menghalangimu untuk bekerja
Semua pekerjaan berat
Kau hadapi semua
Tetapi kami yang serba berkecukupan
Tidak pernah memperdulikanmu
Menghinamu...
Menjauhimu...
Itulah perlakuan kami terhadapmu
Sabar, itulah sifat utamamu
Tetapi dalam hati kecilku
Kuingin selalu membantumu
Memberimu sedikit bantuan
Untuk meringankan penderitaanmu
Nama : Merantia Limas
BalasHapusKelas : XI P.5
Absen : 34
Puisi 1 :
tema : Kepedulian Budaya Nusantara Demi Jati Diri Bangsa
judul: Budaya Indonesia
Citra bangsa
Cermin negara
Terpahat pada budaya
Segala suka
pun duka
Ada sejarah,
dalam tradisi budaya
Negara maritim
dan beribu kepulauan,
melekat dalam memori tanah air
Jutaan budaya ditemukan
ujung ke ujung
Semua terjaga
diupayakan daerah
Apakah pusat diam?
Seperti batu menanti
terkikis dan lapuk
oleh terjangan air
Beberapa telah direbut
Hilang
Kita tak boleh melamun
Melainkan cepat
atau semua 'kan lenyap
Puisi 2:
tema :Cinta penderitaan kalangan menengah ke bawah
judul: Sajiran - Jaga
Darman bujang Sajiran
Betapa kilau dirimu
kalahkan surya
Rupamu dilukis
sempurna oleh keramaian
Kemari kau ke Jaga
desa lahir beta
Angin pagi bawaku temu
Darman bujang Sajiran
Sinyal hati memecah
ruang transmisi tak berbentuk
Bibirku dijahit
Tak loloskan sehuruf pun
Apa daya raga jiwa
Tiada padang sesubur engkau,
riak tingkah sangat sempurna
Diam hangat dalam darah
Kau pergi,
tuk pulangkan hari
Jauh melangkah
hingga hilang
Andai kupunya mesin
pembengkok waktu
Sajiran kan kukejar
Punahkan sepi dan pedih,
teraduk topan Katrina
Cintaku tertambat ikat
Antara Sajiran dan Jaga
Nama : Elvina T. Indrajaya
BalasHapusKelas : XI P 5
No. Absen: 14
Puisi 1
Cuma Kita
Kita bagai setetes air di samudera
Ombak di lautan
Pohon dari rerimbunan rimba
Dan buah dari sebatang pohon
Kecil...
Amat kecil
Meskipun kecil
Meskipun tak bernilai
Kita sendirilah
Kita semualah
Mulai dari sekarang
Menjaga lingkungan
Walau hanya setetes air di samudera
Sebuah ombak di lautan
Pohon dari rerimbunan rimba
Dan buah dari sebatang pohon
Kita pasti bisa
Puisi 2
Nasionalisme Untuk Masa Depan
Ketika kita kalah
Marah, benci, dan dendam membekas di hati
Bagai aksara terukir di atas karang
Tak kan terhapus oleh gelombang laut
Namun, apa gunanya?
Apa manfaatnya?
Kini...
Mari kita lupakan
Segala yang telah terjadi
Belajar berbagi
Belajar mengerti
Seperti huruf yang tertulis di permukaan hati
Marilah bersama bersatu
Demi Indonesia, negara kita
Tema : Nasionalisme kemerdekaan tahun 50 – 100 – 150 tahun kedepan
BalasHapusNama : Fanny Owela W.
Kelas : XI IPA 5
No abs. : 16
Awan Pengikut
Hari itu terlihatlihat awan yang membiru,
cerah melapisi hari mereka,
hari dimana satu titik terang,
titik penantian dan harapan itu tiba.
Kumpulan-kumpulan benda putih itu,
seolah-olah berkata,
“Aku turut bahagia, bahagia atas kemenangan.”
Mereka mengisyaratkan seberkas kegembiraan disana.
Mereka tenang, diam dan membisu, namun damai.
Aku dapat merasakannya,
walau aku terjebak disuasana yang berbeda.
Mata ini melihat dan telinga seolah merasakan,
ia menangis tersedu-sedu, kasihan aku dibuatnya.
ia meratap kesedihan, seakan-akan tempat itu hancur,
hancur sampai-sampai rasa damai itu melangkah menjauhi..
ingin kuutarakan kebenaran itu.
Ingin aku sampaikan bahwa itu adalah kebenaran!
Kami hancur, ditindas oleh kebodohan masing-masing.
Aku berjanji,
kami akan memperjuangkanmu,
sampai kau mengatakan hal itu,
hal yang pertama kali kau utarakan pada mereka,
dan ketika tiba detik itu,
waktu ketika ratusan tahun akan datang dimata,
kami akan mendengarkan tawa riang orang-orang,
mendengarkan rasa bangga mereka,
rasa damai yang dia lontarkan untuk kami,
sabagai masa lalu yang gelap untuk mencapai satu titik,
dimana titik terang itu akan kami ungkapkan dengan teriakan,
“Merdeka”
Palembang,04 Oktober 2009
Tema : Kepedulian lingkungan
BalasHapusNama : Fanny Owela W.
Kelas : XI IPA 5
No abs. : 16
Puisi 2
Guncangan Kegelisahan
Dikala langit gelap
dan bulan mulai menampakkan sinarnya,
hujan mulai turun ke bumi.
Titik-titik air itu membasahi seluruh bagain yang ada
menambah dinginnya malam,
memperlarut tidur tiapnya yang terlelap.
Tiba-tiba, disuatu detik dimalam itu,
Tubuhku bergetar.
Aku seolah merasakan sesuatu yang hebat,
dan tak dapat diungkapkan secara lisan..
Aku melihat bahwa rumahku berguncang,
benda-benda diatas lemariku, menari-nari bersamaan,
kulihat ayah dan ibuku dikamarnya,
mereka sedang kebingungan,
mereka risau dan tahut..
Aku hanya dapat memandangnya dengan sedih dan haru..
Seketika itu pula,
aku membuka mataku
dijendela kamarku, kulihat mereka,
melambaikan kedua tangannya sambil tersenyum..
Sapu dan tanaman menjadi teman mereka…
Tak ada kegauhan..
Yang terlukis hanyalah keasrian perkarangan itu,
Yang membuatku
untuk ikut melangkahkan kakiku kesana
bersama mereka, menata lingkungan kami..
Palembang, 4 Oktober 2009
Nama: Yehezkiel Rajendra
BalasHapusNo.Absen: 48
Puisi 1
Tema: Palembang yang membanggakan
Kota yang Memebanggakan
Aku terbangun dari kelamnya malam
Mata dan pikiranku belum menyatu
Saat mentari tak berseri pagi ini
Awan-awan gelap itu menyelubungiku
Aku baru menyadari bahwa
Rintik hujan yang menari itu
Indah...
Menari bersama suasana kota
Dan terbawa dalam alunan tata gedung
Kotaku yg membanggakan
Tampak asri dalam pandangan
Hijau...
Jalanan yang bersih
Menggaet Adipura kembali pulang
Ada jembatan khas yang
Tak dimiliki kota lain
Di siang atau malam hari pun
Terlihat begitu megah
Dari sini di kota kelahiranku
Tak ada yang meragukan kecantikannya
Sungguh dan benar-benar BARI
Kurindu untuk selalu berada di sini
Benar teman, ini Palembang
Puisi 2
Tema: Cinta terhadap lawan jenis
Arjuna
Jalan Arjuna menjadi saksi
Suatu rasa
Yang jarang sekali kupunya
Dia datang
Bagai sulaman benang takdir
Dirancang oleh penyulam
Menjadi sesuatu yang bernilai
Tertahan mata ini...
Tak berkedip
Di sore cerah
Ketika awan memayungi
Menjadi pohon yang teduh
Aku berpaling
Dari keheningan senja
Mataku menyambut
Dia...
Elok memukau
Dan memancarkan kasih
Seolah dunia berguncang
Berpusat di tempat ku berdiri
Itu yang kurasa
Apakah ini yang orang sebut cinta?
Cinta terhadap seorang bidadari
Aku tak bisa menipu
Gerakan lembutnya, seperti magnet
Yang begitu kuat
Dia menatapku...
Akulah sang Arjuna
Karya: Yehezkiel Rajendra
Palembang, 4 oktober 2009
Nama : Rieke Pasela
BalasHapusKelas : XI IPA 5
No. Absen : 38
Puisi
1. Kepedulian Budaya Nusantara Demi Jatidiri Bangsa
Judul : Hanya Kita yang Bisa
Budayaku..
Indonesiaku..
Maafkan aku telah mengkhianatimu..
Sekian abad..
Sekian tahun..
Sekian hari..
Sekian jam..
Sekian menit..
Sekian detik..
Budaya yang ada dihadapanku..
Budaya yang diwariskan padaku..
Kuacuhkan...
Budayaku..
Sekarang kau tengah direbut..
Oleh negara tetangga,
yang melihat kelemahan aku dan teman-temanku,
bangsa Indonesia,
yang suka meremehkan budayanya..
Ketika budayaku direbut..
Baru semua orang tersentak..
Betapa agung..
Betapa indah..
Betapa elok..
Budaya BANGSA INDONESIA..
Alangkah munafik kita, bangsa Indonesia..
Ketika semua itu hilang dan di klaim negara tetangga,
barulah kita merasakan kehilangan..
Hanya kitalah yang bisa..
Menjaga warisan leluhur kita..
Menyampaikannya ke generasi muda..
Agar budaya kita terus dikenang..
Jangan Sampai!
Negara tetangga mengambilnya lagi..
Biarpun ada pepatah mengatakan,
"Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau"
Tetapi cintailah milik kita sendiri..
2. Cinta Terhadap Penderitaan Kalangan Menengah ke Bawah
Judul : Aku dan Kau
Kita semua adalah sama..
Manusia biasa yang tak luput dari kesalahan..
Kita,
satu saudara..
satu darah..
satu negara..
satu bangsa..
Tidak ada perbedaan di antara kita..
Tidak ada perbedaan derajat di antara kita..
Bukan aku tidak peduli, kawan..
Atas penderitaan yang kau rasakan..
Aku hanya tidak punya kekuatan untuk membela..
Dari sini aku,
hanya bisa berdoa dan berdoa..
Agar kau turut memiliki kehidupan yang lebih baik..
Tidak ada yang lebih membahagiakan,
jika aku melihat kita semua bahagia bersama..
Apalah artinya jika hanya berbahagia untuk sendiri..
Semua,
miskin..
kaya..
Semua sama di mata Tuhan..
Susah senang kita jalani bersama..
Untuk membangun masa depan..
Aku tahu kita semua tak berdaya menghadapi hari esok..
Tapi kita sebagai manusia yang sama,
harus berusaha untuk maju..
Agar tercipta negara yang makmur dan damai,
bagi aku dan kau,
Sahabatku..
Palembang, 4 Oktober 2009
Nama : vinaldo Wibowo
BalasHapusKelas : XI P 5
No. Absen: 46
puisi 1
Terpesona…
Sejuknya desah angin senja
Menghantar kehadiranmu di hatiku
Lewat pesona hati yang kau taburkan
Dengan keluhuran
Lewat cinta kasih
Cahaya hati yang padam kau nyalakan
Sejuta dukapun kau pisahkan
Jalanan panjang didukaku
Mampu kutempuh karena hadirmu
Peranan jiwamu dalam jiwaku
Menjemput angan dalam hatiku
Untuk bersatu…
Agar segala ragaku
Jujurlah hatimu pintaku
puisi 2
Palembang
Ketika pertama kali kurasakan nikmatnya dunia
Merasakan cahaya dan udara
Menjalani kehidupan bersama
Menikmati titihan nikmat Tuhan
Bersama kasih dan cintaNya
Sebuah wilayah di dunia
Dibagian selatan Sumatera
Ditempat semua tersenyum nyata
Dalam naungan kekerabatan
Kedamaian dan ketertiban
Keragaman ciptaan Tuhan
Keserasian tatanan kehidupan
Wilayah yang membuatku merasa nyaman
Penuh dengan senyuman
Segerombolan wisatawan
Palembang kota Bari
Motivasi menjalani hari
Bersama cita kutetapkan hati
Penyemangat perjalanan hidupku
Hanya Palembang harapanku
Nama: Trifonia Ingrid Octavia
BalasHapusKelas/ No. absen: XI P 5 /45
puisi 1
Judul: Cinta sepasang kekasih
Arti cinta sepasang kekasih,
Bagaikan petir menyambar dengan penuh kekhawatiran
Karang batu menjadi ombak
Kayu menjadi abu kering
Cinta...
Sesuatu yang timbul dari perasaan
Cinta...
Sesuatu yang muncul dari dalam lubuk hati
Cinta...
Cinta...
Membuat semua orang merasakan kebahagiaan
Cinta sepasang adam dan hawa
Dengan kasih melimpah kegembiraan
Ikatan rukun digelarkan
Duduk termenung di atas rumput
Melihat bulan, lambang cinta kita
Asam dan manis cinta
T’lah kita lalui berdua
Cinta abadi, selama-lamanya
puisi 2
BalasHapusJudul: Palembangku
Palembang
Kota kebanggaanku
Kota dimana aku dibesarkan
Kota dimana aku dilahirkan
Serta kota yang telah megajari aku
Untuk hidup
Kau adalah kota yang menakjubkan
Bermacam jenis ciri khas
Dari semua bagian
Telah kau miliki
Keindahanmu tak terkalahkan
Kumpulan besi kokoh
Bewarna merah berani
Menjadi amanat penderitaan rakyatmu
Serta, menjembatani wilayahmu
Itulah AMPERA
Kekayaan rasa kuliner
Kaulah yang terbaik
Pempek, model, dan sebagainya
Adalah ciri khas kulinermu
Yang tidak dapat ditandingi
Semua kota jatuh hati
Ketika menikmatinya
Oh, palembang
Kerajinan songket
Teramat indah
Menjadi mata pencaharian
Dari beribu-ribu rakyatmu
Oh, Palembang
Palembang
Kau adalah kota kebanggaanku
Aku berharap
Kau akan abadi
Untuk selama-lamanya
Nama : Siti Amira Anggraini
BalasHapusKelas : XI IPA 5
No. Absen : 41
Puisi 1
Judul : Indahnya Kotaku Palembang
Palembang
Tempatku dilahirkan
Tempatku dibesarkan
Tempatku menuangkan suka dan duka
Palembang
Kota yang penuh dengan sejarah
Kota yang penuh dengan kenangan
Kenangan akan kisah masa lalu
Palembang
Kotaku yang tecinta
Kotaku yang penuh dengan kemegahan
Kemegahan akan bangunan kunonya
Palembang
Kotaku yang penuh dengan makanan khas
Makanan khas yang dicari banyak orang
Makanan khas yang mempunyai citarasa tersendiri
Palembang
Tempat aku menggantungkan cita-cita, harapan, dan impian
Tempat aku mencari jatidiri
Inilah kotaku
Walaupun engkau penuh dengan kekurangan
Ku akan mengagumi sampai akhir hayatku
Walaupun aku pergi ke ujung dunia
Tapi pasti aku akan kembali lagi ke sini
Puisi 2
Judul : Cinta Pertama
Mata berkelap-kelip seperti lampu
Bibir melekatkan sebuah senyuman
Hidung mencium aroma cinta
Ketika cinta menusuk dalam kalbuku
Riuhnya suara gemuruh ombak
Membuat hatiku bergetar
Pasir-pasir cinta yang tertuang dalam nadiku
Membuat jantung berdegup kencang
Panah asmara yang ditembakkan ke jantungku
Mengalirkan darah-darah cinta yang mengalir di sekujur tubuhku
Api asmara yang berkobar di jiwaku
Membuatku merasa akan arti cinta sesungguhnya
Cinta yang dalam pada pujaan hati
Cinta yang hidup dalam jiwaku
Cinta yang menggelora dalam renda-renda asmara
Dan inilah cinta pertamaku
Palembang, 5 Oktober 2009
nama:Stefen Agustinus
BalasHapuskelas:XI P5
No.Absen:42
Puisi 1
tema:Palembang yang kubanggakan
Kotaku
Nama massa kejayaanmu
Takkan pudar dimakan waktu
Emas lambang keabadian jiwa
Tetap kokoh Sriwijaya
Dari masa ke masa perjalanan waktu
Tak surut langkah membangun negeri
Di sudut-sudut seni dan traidisi
Hiasi rangkaian seni budaya
Alun sungai Musi bagai irama
Mengantar tiap insan terlena
Indah anggun panorama tercipta
Palembang kaun kotaku tercinta
Palembang
Nama elok nan tangguh
Siapapun pergi akan datang kembali
Sebab kaulah tempat berlabuh
Palembang
Bangga aku memilikimu
Kau satu dari banyak tempat
Membuat hati menyalakan cinta.
Puisi 2
Tema:cinta dengan lawan jenis
Pesona
Datangmu saat musim berganti
Kusadari nama indahmu hiasi bukuku
Kutulis kata cinta dibawah namamu
Namamu mengisi hari-hariku
Memupuk rasa rinduku
Bila kau matahariku
Datang sinari aku dengan hangatmu
Kini pesona dan cintamu
Kan kusatukan dengan segala rasaku
Cintaku,kau akan kubawa
Di perjalanan asa dan hidupku
Puisi 1
BalasHapusTema : Pusi cinta pada lawan jenis
Pandangan Pertama
Oleh : Tommy Darsono
XI IPA 5/ 44
Saat menatapnya aku tderpaku diri
Bola mata coklat membuat diriku
Terhanyut dalam pandangan pertama
Getarlah jiwa ini
Tak bias menghentikan getaran
Seolah menarik aku ke dirinya
Tersipu malu saat tangan ini menjabat tangannya
Tak ku pungkiri diriku jatuh cinta
Kepadanya…
Hati yang berbunga membuat aku terlelap
Dalam indahnya jatuh cinta
Senyum yang memberi tanda darinya
Membuat aku ingin mendekatinya
Sapaan hangat dari dirinya
Kini berubah menjadi sapaan indah
Yang setiap hari kudengar
Bahagia ini tak bisa aku hindari
Baru merasakan adanyacinta yang nyata
Dalam hidupku
Cinta yang selama ini aku dambakan
Terhenti pada sosok dirimu
Mengganti kelamnya hati
Puisi 2
Tema : Puisi Palembang kebangganku
Palembangku Tercinta
Oleh : Tommy Darsono
XI IPA 5/44
Kemarin…
Kotaku hanyalah kota yang cacat
Namun sekarang…
Kotaku adalah kota yang hebat
Gemericik air
Mengalir pelan di Sungai Musi
Sungai yang tak kalah indah
Dari Sungai Nil di Mesir
Pagipun berganti malam,
Namun kotaku tak’kan padam keindahannya
Pesonanya akan terus abadi
Bagai emas murni yang selalu bersinar
Megahnya jembatan Ampera
Bukti perjuangan rakyat Palembang
Yang tak’kan pernah terlupakan
Walau bumi terus berputar
Lelah aku berjalan
Dibawah gemerlap lampu Kota Palembang
Namun, setelah lama baru ku sadari
Betapa indahnya kotaku ini
Di malam yang gelap nan kelam
Saat itupun aku merasa bangga
Bangga tinggal di kotaku
Kota Palembangku tercinta
Puisi 1
BalasHapusTema : Kritik Sosial
Keadilan
Oleh : Margaretha Leo
XI IPA 5/30
Demokrasi....
Atas nama itu
Banyak yang menjadi korban
Atas nama itu
Kekayaan negeri ini sirna
Oleh orang-orang yang tak berperasaan
Yang menawarkan kebebasan
Kebebasan yang hanya dapat dimiliki
Mereka yang bermodal
Namun...
Mereka yang miskin
Menjadi semakin terinjak-injak
Dan semakin tak dipedulikan...
Mereka hanya menginginkan kebebasan
Mereka hanya menginginkan sedikit ruang
Untuk mengutarakan isi hati mereka
Untuk menyampaikan pendapat mereka
Mereka hanya menginginkan keadilan
Keadilan yang tak pernah didapatkan...
Keadilan yang tak pernah diberikan...
Oleh para penguasa...
Palembang, 5 Oktober 2009
Puisi 2
Tema : Dekadensi Moral Generasi Muda
Penyesalan Datang Belakangan
Oleh : Margaretha Leo
XI IPA 5/30
Para pahlawan
Rela mengorbankan jiwa dan raganya
Demi bangsa dan negara ini
Tetapi..
Jasa-jasa mereka
Dengan sangat mudah
Dilupakan....
Oleh generasi muda
Saat ini...
Banyak generasi muda
Yang melakukan perbuatan tidak wajar
Perbuatan yang memalukan
Perbuatan yang tidak pantas dilakukan
Mereka seharusnya sadar
Merekalah penerus bangsa ini
Perbuatan yang mereka lakukan
Akan berakibat buruk
Bagi diri mereka sendiri..
Bagi orang lain..
Dan bagi bangsa ini..
Ketika semua sudah terjadi
Penyesalan akan datang
Menghampiri mereka....
Tiadalah guna menyesali yang telah terjadi
Mereka harus segera bangkit
Jangan sampai penyesalan..
Membuat diri mereka menjadi tak berdaya..
Palembang, 5 Oktober 2009
Tema : Kepedulian Lingkungan
BalasHapusJanet Jessica
XI IPA 5/20
Krisis Global
Di sudut – sudut kota kulihat mereka
Perempuan dengan pakaian lusuh
Laki – laki tua dengan rambut tidak tersisir
Bayi dalam gendongan ibu muda
Remaja dengan menyandang gitar tua
Mereka menanti kebaikan hati orang
Mereka meminta untuk mendapatkan makanan
Diantara mereka ada yang tetap ceria
Walaupun hidup mereka susah
Akankah jumlah mereka berlipat – lipat?
Di sudut – sudut dunia lain
Kudengar banyak yang kaya jatuh miskin
Kudengar banyak yang menjadi separuh gila
Karena mereka memiliki setumpuk hutang
Uang mereka tiba – tiba tak berarti lagi
Apakah kami akan mengalaminya?
Oh… krisis global
Begitu kejamkah engkau?
Yang lebih kejam adalah manusia – manusia penyebabnya
Kamu yang tidak mengerti yng menanggungnya.
Tema : Semangat Kepemudaan
BalasHapusJanet Jessica
XI IPA 5/20
Hai Jiwaku
Hai jiwaku..
Janganlah lesu
Janganlah pasrah
Janganlah putus harapan
Janganlah mencobai yang terlarang
Janganlah melakukan hal yang sia –sia
Martabat adalah perintah hidup
Hidup bukan undian
Bukan pula tebak – tebakan
Miskin bukan kutukan
Kaya bukan berkah dari langit
Sukses tidak didapat sekejap
Berjuanglah hai jiwaku
Semangatlah hai jiwaku
Cita – cita akan kau petik pada saatnya
Bersyukurlah hai jiwaku
Satu yang tidak boleh kau lupakan
Keselamatan adalah anugerah dariNya
Hendra
BalasHapusXI IPA 5/18
Puisi 1
Tema : Semangat kepemudaan
Pedomanku
Karya : Hendra
Wahai Sang pemuda Indonesia
Jasamu begitu besar
Engkaulah pahlawan bangsaku
bangsa Indonesia
Engkaulah pahlawan sejati
Pejuang bangsaku
Jiwamu kukuh
Laksana karang
Gelora semangatmu
Ibarat omba lautan
Sakit di badan
Tak kau hiraukan
Ku berusaha sepertimu
Lakukan yang terbaik
Bagi bangsa ini
Bangsa Indonesia
Pertahankan Kemerdekaan
Lestarikan kebudayaan
Semoga apa yang telah ku lakukan
Berguna bagi bangsa
Semoga Perjuangan ini
Tak hentinya dilakukan
Sampai generasi berikutnya
Hingga Indonesia makmur sentosa
Puisi 2
Tema : kepedulian lingkungan
Alamku
Karya : Hendra
Tanpa manusia sadari
Begitu banyak perubahan
Pada alam yang begitu asris
Lihatlah negeri Indonesia
Begitu banuak bencana terjadi
Menelan banyak korban
Tanpa tahu apa dosa mereka
Melihat negeri Indonesia
Bagaikan kehilangan setengah jiwa
Membuat hati menjadi pilu
Serta membuat gunda gulana
Begitu banyak bencana t'lah terjadi
Baiknya kita sadari
Apa langkah yang akan dilakukan
Serta apa yang t'lah diperbuat
Semoga generasi ini
Dapat membuat alam baru
Bersama kita bersatu
Membuat alam yang lebih baik
Alam yang baru
Untuk manusia yang ada
Serta kehidupan manusia
Bersama nikmati alam baru
Nama : Andri Yasmin
BalasHapusKelas XI P 5
Puisi 1
Sesuatu yang Abadi
Nyawa, dapat menghilang.
Tubuh, dapat mejadi hancur.
Logam, dapat berkarat.
Uang, tidak akan dibawa ke surga.
Manusia, seringkali mengatakan tidak ada yang abadi.
Manusia, seringkali beranggapan segala sesuatu akan hancur dan mati.
Namun, ada sesuatu yang abadi.
Sesuatu yang tidak akan hancur dan mati.
Sesuatu yang tidak akan menghilang walau diterpa ombak dan badai.
Sesuatu yang tidak akan musnah walau dilahap lahar dan api.
Benda itulah yang menemani kita saat kesepian.
Benda itulah yang menghibur kita saat menangis.
Benda itulah yang menyemangati kita saat terjatuh.
Benda itulah yang menasihati kita saat berbuat salah.
Hanya itu yang dapat menuntun kita kembali ke jalan yang benar.
Hanya itu yang dapat menutup telinga kita dari rayuan setan.
Hanya itu yang dapat kita miliki untuk selamanya.
Hanya Cinta dari Tuhan yang tidak akan musnah.
Hanya Cinta dari Tuhan yang tidak akan menghilang.
Hanya Cinta dari Tuhan yang abadi.
Terima kasih Tuhan.
Puisi 2
Jangan Mudah Menyerah
Aku terbangun di pagi hari.
Lalu ku melihat di balik layar kaca.
Tangisan dan jeritan merajalela
lalu ku berdoa oh Tuhan, mengapa ini terjadi.
Ratusan nyawa hilang begitu saja.
Jutaan harta lenyap tanpa bekas.
Ribuan orang meratapi kemalangannya.
Hanya bisa pasrah kepada Yang Kuasa
Kuratapi mata orang-orang malang itu.
Aku hanya bisa berdiri tak berdaya melihat yang terjadi.
Aku hanya mau berdoa,
meminta Tuhan memberikan keselamatan bagi mereka.
Aku sadar, bencana bukanlah siksaan.
Melainkan cobaan yang berat.
Manusia hanya bisa duduk dan pasrah,
ketika Ia mulai bergerak.
Manusia kadang menganggap,
hidup ini sudah tak berarti.
Namun, jangan menyerah,
kita pasti bisa melalui ini.
Nama : Antonius Muliawan Japar
BalasHapusKelas : XI P5
No.abs : 07
Tema 1: Religi
Tuhanku
Tuhanku
Engkaulah yang Maha Esa
Engkaulah yang Maha Kuasa
Engkaulah yang Maha Pencipta
Engkau yang memberi kami hadip
Engkau juga yang telah memberi jalan
Cobaan demi cobaan yang kami hadapi,
Engkau beri agar menyadarkan kami
Semua yang telah Engkau berikan
kami rusak,kami acuhkan bahkan kami anggap tidak ada
Engkau beri kami kasih sayang,
kami balas dengan ejekan
Engkau beri kami materi,
kami balas dengan merusaknya
Engkau beri kami cinta,
kami balas dengan rasa benci
Hingga Engkau beri kami hidup,
kami balas dengan mengacuhkanMu
Oh Tuhan,kami mohon ampun.
Ampunilah dosa-dosa yang telah kami perbuat
Baik itu sengaja maupun tidak sengaja
Terima Kasih Tuhan.
Nama : Antonius Muliawan Japar
BalasHapusKelas : XI P5
No.abs : 07
Puisi 2
Pengemis Jalanan
Pernahkah kamu melihat orang-orang mengemis?
Pernahkah kamu menanggapi apa yang mereka rasakan?
Pernahkah kamu merasa penderitaan yang sama?
Pernahkah kamu menolong mereka?
Mereka melakukannya bukan karena ingin
Mereka melakukannya bukan karena malas
Tetapi mereka melakukannya untuk mencari nafkah
Mereka bahkan tak punya pekerjaan
Apakah mereka malas mencari kerja?
Apakah mereka tidak mencari kerja?
Apakah mereka malas bekerja?
Bukan! Itu karena tidak ada yang memperdulikan mereka
Kini,sudah banyak pengemis jalanan
Mereka menyampaikan derita mereka lewat alunan lagu
Apa yang kurang dari mereka?
Apa yang kurang dari kita?
Yang kurang dari kita ialah rasa peduli
Rasa yang begitu dalam jika kita sampaikan
Oh para pengemis jalanan,maafkan kami
Mungkin lain kali kesempatan kalian ada.
Puisi I
BalasHapusTema: Religi
Tersesat Oleh Keindahan
oleh: Ardian
XI IPA 5/08
Di depanku
Terbentang dua jalur
Aku bingung
Jalur mana yang kutuju
Aku belum pernah menginjak daerah ini
Sedikit petunjuk pun aku tak punya
Padahal
Langit semakin gelap
Di kananku, persimpangan yang begitu luas
Jalannya licin beraspal
Cahanya berkilau
Indah memukau
Tubuhku tergerak ke sana
Di kiriku, terlihat seperti jalan setapak
Tak berjejak
Penuh semak berselimut duri
Gelap gulita
Tanpa pelita tiada benderang
Mungkin waktuku terlalu sempit
Untuk ayunkan langkah ke sana
Aku pun berjalan
Melangkah dengan tekad bulat
Menuju impian
Terang
Menyenangkan
Benar, begitu indah
Namun
Semakin ku-ayunkan langkahku
Semakin sempit jalan yang kulalui
Sepi, sunyi
Walau dirundung gelisah
Aku tak punya pilihan
Ku-ayunkan lagi langkahku
Ternyata
Semua keindahan itu menipuku
Kembali aku bingnug
Apakah aku akan kembali
Mengulang langkahku dari awal
Tapi
Perjalananku terlampau jauh
Aku takut waktu tak memberiku kesempatan
Aku terlalu jauh mengayunkan langkahku
Badanku telah berbau
Lumpur telah terinjak
Kutu-kutu mengerubungi kepalaku
Tulang-tulangku terasa ngilu
Sekujur tubuhku tak lagi bersih
Aku takut orang-orang di sana mengejekku
Benarkah jalur yang ku pilih
Mungkinkah ada di jalan itu
Orang lusuh sepertiku
Demi tekadku
Tak apa kucoba mengulang
Ya, harus kuulang
Meskipun keindahan ini harus kubuang jauh
Selamat tinggal
Jalanku
Keindahanmu telah mengelabui mataku…
Puisi II
Tema: Kepedulian Sosial
Mereka Saja Bisa Tertawa
oleh: Ardian
XI IPA 5/08
Mungkin ada seratus orang di dalam gerbong itu
Pegawai, penjual buah, preman, pengemis, polisi, siswa siswi
Berdesakan, berkeringat, panas, basah, bau
Suara kecil indah, gurauan, candaan,
tangisan, teriakkan, lantunan
Bahkan petugas karcis pun tidak mau kalah
Dalam lamunanku
Sejenak ku memandang
Menatapi satu demi satu
Raut wajah di sekelilingku
Diantara keramaian dan sesaknya gerbong itu
Mereka masih bisa tersenyum
Masih saling mengejek dan tertawa
Mentertawakan takdir yang dijalani
Terjepit di tengah kereta yang menyesakkan
Tak ada yang tersinggung
Tak ada yang berkelahi
Tak ada yang naik pitam
Dari bangku tunggu
Kulihat jalan yang kian hari kian memadat
Sebuah mobil mogok di bawah jembatan layang
Sopir panik tuan mengamuk
Tak ada yang bisa dilakukan
Lalu kualihkan pandanganku
Kubandingkan mereka di kereta itu
Dengan tuan besar berdasi beserta mobilnya
Terjebak dalam macet
Pendingin mobil sudah tak dihiraukan
Baju mahal jadi basah
Karena peluh yang bercucuran
Sejenak aku tertawa dalam hati
Seraya berkata
Hanya satu perbedaannya
Tuan itu tidak tertawa
PARA PEMIMPIM KAMI
BalasHapuskarya : Septian/39
Para pemimpin kami
Tolong lihatlah kami
Menangis untuk mengais rezeki
Untuk makan hari ini
Para pemimpin kami
Lihatlah wajah kami
Berduka lara tiada henti
Sangsara terluka setiap hari
Para pemimpin kami
Bukalah mati hati
Jangan hanya mengandalkan korupsi
Yang membuat saangsara rakyatmu ini
Para pemimpin kami
Kami disini terus menanti
Janji-janji yang tak terbukti
Yang membuat muak rakyatmu ini
Para pemimpin kami
Disitiap iringan doa kami
Kami terus menanti
Setiap saat, setiap hari
Agar Tuhan membuka hati nurani
Hingga dapat membuat semua ini
Sejahtera hingga akhir nanti
JIWAKU, BUDAYAKU
karya : septian/39
Ratusan ribu pulau terbentang
Ratusan budaya pun telah ada
Menghiasi atas langit kesenian
Bak permata yang terus bersinar
Jiwaku, budayaku
Tak rela ku kau di rebut
Tak rela ku kau dirampas
Dan tak rela ku kau dijajah
Jiwaku, budayaku
Ku berjanji dalam hati
Kan ku pertahankan kau untuk bangsaku
Kan ku pertahankan kau untuk negaraku
Karena kau adalah jiwaku
Palembang, 1 Oktober 2009
Nama : Linda P.M.
BalasHapusKelas : XI P 5
Absen : 27
Puisi 1
Tema : Kritik sosial
Curahanku
Aku di sudut kota
Aku termenung...
Melihat derasnya hujan
Melihat panasnya terik matahari
Melihat debu yang bertebaran
Seolah menyatu pada diriku
Namun apakah ada seorang tahu ?
Seorang pejabat tinggikah ?
Atau hanya seorang sahabat jalanan ?
Ya...
Hanya mereka yang peduli padaku
Mereka hanya mementingkan hidupnya
Berkuasa untuk kepentingannya
Apakah aku yang telah salah memilih ?
Aku rasa tidak ...
Mereka telah membohongiku
Janji-janji palsu bertebaran
Menarik hatiku
Aku benar-benar tertipu
Aku kecewa ...
Aku hanya bisa termenung ...
Puisi 2
Tema : Dekadensi sosial
Yang terlupakan
Hari demi hari kulalui
Hanya seorang diri...
Adakah rasa peduli padaku ?
Dulu ...
Hangatnya keluarga menyelimutiku
Tapi kini...
Aku hanya seorang diri di gubuk kecil
Anak yang telah kubesarkan
Bahkan meninggalkanku
Mereka seakan malu ...
Malu dengan keadaanku
Moral yang kutanam sejak dini
Seakan layu diterpa arus dunia
Nilai dan moral menjadi bisu di tengah keributan
Mereka seakan acuh padaku
Kini aku hanya bisa memnerima
Menerima penolakan dari anakku sendiri
Harus kusadari...
Kini mereka telah berubah
Berubah menjadi orang yang tak ku kenal
Tema: Kritik Sosial
BalasHapusKarya: Jordy A.S. Hutauruk/25
Janji Manis Wakil Rakyat
Mereka datang dengan senyum
Berjanji bahwa akan merealisasikan aspirasi rakyat
Dengan beribu kata-kata manis
Membuai kita untuk mendukungnya
Setelah mereka terpilih
Apa yang mereka lakukan?
Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri
Melupakan semua janji-janjinya
Sambil tertawa mereka melihat rakyat
Yang semakin susah
Bahkan dana untuk rakyat pun mereka sikat
Hanya untuk kepentingan individu semata
Biadab sekali perbuatan mereka!
Menikmati apa yang sebenarnya menjadi hak kita
Mengangkat kaki dan tersenyum
Melihat kesengsaraan bangsanya sendiri.
Karya; Jordy A.S. Hutauruk
Tema: Dekadensi Moral Generasi Muda
Narkoba
Barang titipan dari setan
Untuk merusak sendi-sendi kehidupan manusia
Dengan merusak pikiran kita
Membuat kita terbuai dengan nikmatnya
Tapi apa yang kita dapatkan?
Penyakit menular dan mematikan
Batas nyawa pun berkurang
Serta menghilangkan semangat hidup generasi muda
Ayolah generasi muda
Bersatulah
Demi kemajuan bangsa kita
Demi Indonesia tercinta
Kita bangkitkan lagi generasi muda
Demi Indonesia tercinta
Perangilah narkoba
Demi kejayaan bangsa kita
Puisi I
BalasHapusTema: Semangat Kepemudaan
Harap Anak Bangsa
Oleh: Fanny Taslim
XI IPA 5/17
Indonesia tanah airku
Berpondasi dari jerih payah bangsaku
Peluh keringat, sampai titik darah penghabisan
Telah mereka serahkan
Indonesia tanah airku
Cerminan dari perjuangan anak bangsaku
Patut kukenang
Patut kubanggakan
Kami anak bangsa
Akan membangun negaraku
Menjadi bangsa yang satu
Bangsa yang maju
Puisi II
Tema: Kepedulian Lingkungan
Jerit Sungai
Oleh: Fanny Taslim
XI IPA 5/17
Wahai engkau manusia
Dengan wajah tak berdosa
Kau cemari aku
Kau ubah warnaku
Kau buang sesuka hati setelah kau pakai
Tanpa sadar akan salahmu
Lingkunganku telah kau cemari
Tak sadarkah dirimu?
Bila dapat berteriak
Aku akan berkata
Cintailah aku
Cintai lingkunganku
Cintailah karunia-Nya
Janganlah kau wahai manusia
Mencemari aku
Jika terus kau cemari
Maka rusaklah aku ini
Nama : Elfira
BalasHapusKelas : XI IPA 5
Absen : 13
Puisi 1
Tema : Nasionalisme
Bangkitlah Bangsaku
Karya : Elfira / 13
Pahlawan...
Dahulu mereka memperjuangkan hak - hak kita
Tapi..
Dengan mudah kita lupakan jasa - jasa mereka
Kita hanya diam
Membisu
Saat semua bagian dari budaya kita
Diambil begitu saja oleh negara - negara lain
Mengapa?
Tidakkah hati kalian pedih?
Ataukah kalian tidak peduli?
Saat negara itu berkata
"Reog Ponorogo adalah milikku"
Tak adakah keinginan dari hati kalian untuk merebutnya kembali?
Kita harus memperjuangkannya!
Jangan biarkan mereka mengambil semua milik kita!
Agar anak - cucu kita kelak
Dapat mengenal budaya mereka sendiri
Tidak buta akan budaya mereka sendiri
Palembang, 4 Oktober 2009
Puisi 2
Tema : Kepedulian lingkungan
Peduli Lingkungan
Karya : Elfira / 13
Lingkunganku...
Semakin hari kau semakin berubah
Bukan semakin membaik
Tetapi kian memburuk
Asap polusi menguasai setiap sudut jalanmu
Sampah - sampah berserakan di tubuhmu
Namun, mereka hanya mengeluh..
Mengapa asap disini begitu tebal?
Mengapa sampah berserakan dimana - mana?
Mereka hanya mengeluh dan terus mengeluh
Mereka tak berpikir itu adalah ulah mereka sendiri
Tertidurkah kesadaran masyarakat kita?
Mereka tidak mempedulikanmu namun mengacuhkanmu
Hanya pasukan kuning yang selalu siap membantumu
Membersihkan tubuhmu tanpa keluh kesah
Lingkunganku..
Banyak doa tertuju untukmu
Doa terhadap kebersihanmu
Doa terhadap kelestarianmu
Namun, itu hanya sebatas doa
Tanpa dilaksanakan dengan tindakan nyata
Ayolah kawan..
Bersama kita peduli lingkungan
Menjaga keasriannya bersama - sama
Agar kita pun nyaman berada di dalamnya
Palembang, 4 Oktober 2009
Nama : Fadlan Fathur Rizky
BalasHapusKelas : XI P 5
No.Absen : 15
SATU UNTUK SEJENAK
Karya : Fadlan Fathur Rizky
Dentum demi dentuman bijih baja
Selongsongan peluru timah melangsat
Seiring tangis jerit derita dari mereka
Seiring perih luka menyayat
Miris,
Hati ini teriiris
Kerut,
Hatiku kian mengkerut
Tak tahan akan tangisan
Tak tahan akan jeritan
Sampai kapan !
Sampai kapan luka ini ku bawa berlari?
Sampai dimana !
Sampai dimana peluru ini akan berhenti?
Satu,
Satukan hati
Satu,
Satukan jiwa
Rembukkan semangat
Satu, kita hanya butuh satu
Satu, persatuan yang kita andalkan
Marilah kawan,
Kita hanya butuh sejenak
Sejenak melepas derita
Sejenak mengalihkan mata
Sejenak satukan jiwa
Sejenak untuk merasa
Satu, satukan egomu menjadi nyalimu
Satu, satukan deritamu menjadi semangatmu
Lawan para predator
Lawan para diktator
Lawan mereka sang koruptor
Lawan segala hal kotor
Satu,
Satukan bangsa kita
Satu, satukan tanah kita
Sejenak..
Kita butuh sejenak, hanya sejenak
Satu untuk sejenak
WAKILI AKU BERKATA
Karya : Fadlan Fathur Rizky
Hari ini,ku wakili mereka berkata
Lewat hati ini aku merasa
Dengan lidah ini aku berlisan
Semua jeritan, semua tangisan
Sahabatku, tolonglah aku!
Sahabatku, aku saudaramu !
Jangan engkau sakiti aku
Aku bernyawa sepertimu
Sahabatku, tolonglah aku!
Sahabatku, aku saudaramu!
Jangan engkau acuhkanku
Jangan engkau sepikanku
Hari ini, ku wakili tangisan mereka
Para batang bernyawa
Para akar menjalar
Merekalah sang penyelamat memijar
Sahabat, bumi ini milik kita
Tapi ini bukan milik kita
Lestarikan bersama
Ayo!
Selamatkan mereka, selamatkan jiwa kita
Nama : Jennifer
BalasHapusKelas: 11 p5
Nomor :21
Kritik Sosial
JERITAN HATI RAKYAT
Kata orang negeriku bagai jamrut khatulistiwa
Dengan kekayaan alam tidak terhingga
Bahkan ada musisi yang berkata
kolamnya bagaikan kolam susu
Tongkatpum tumnuh ditusukan tanah
Namun apa kenyataannya
Rakyat hidup banyak yang sengsara
Walaupun bisa keluar Negeri,
orangnya berjuta-juta
Tapi hidup dan kerjanya sebagai kuli dan pembantu saja,
Obralan Janji Wakil rakyat semuanya
hanyalah tipuan belaka.
Korupsi dan Nepotisme semakin merajalela.
Entah sampai kapan rakyat ini akan sengsara?
Tak tau lagi dimana tempat akan mengadu.
Apalagi ditambah bencana.
Bahkan tempat bertedu pun tak ada.
Hanya ada doa sebagai pelipur lara.
GAZA
Sebuah kilatan menyilaukan cahaya putih
Menerangi langit di atas Gaza malam ini
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka mati atau hidup
Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan berapi-api
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara naik dalam kabut berasap
Kami tidak akan turun
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid-masjid kita dan rumah kita dan sekolah-sekolah kita
Tetapi roh kita tidak akan pernah mati
Kami tidak akan turun
Malam ini di Gaza
Wanita maupun anak-anak
Dibunuh dan dibantai malam demi malam
Sementara apa yang disebut pemimpin negara-negara jauh
Berdebat mengenai siapa yang salah atau benar
Tapi mereka tidak berdaya kata-kata itu sia-sia
Dan bom itu jatuh ke bawah seperti hujan asam
Tetapi melalui air mata dan darah dan rasa sakit
Anda masih dapat mendengar suara melalui kabut asap
Kami tidak akan turun
Di malam hari, tanpa perlawanan
Anda dapat membakar masjid-masjid kita dan rumah kita dan sekolah-sekolah kita
Tetapi roh kita tidak akan pernah mati
Kami tidak akan turun
Malam ini di Gaza
2009 Oktober 7 07:07
JENNIFER berkata...
pak sebelumnya saya minta maaf karena saya telat.
hal ini karena rumah saya kabel listriknya putus 1 kompelks jadi gak bisa, sdh 2 hari lampu gak nyala.
trus warnet-warnet gak ada yang bisa buka karena kabel putus pak maaf sekali ya pak.